Minggu, 30 Oktober 2011

ROMA 1 : 1 - 5

ROMA 1 : 1 - 5





(1) 
Dari Paulus, hamba KRISTUS YESUS, 
yang dipanggil menjadi rasul dan dikuduskan 
untuk memberitakan Injil ALLAH.
(2)
Injil itu telah dijanjikan-NYA sebelumnya 
dengan perantaraan nabi-nabi-NYA dalam kitab-kitab suci, 
(3)
tentang Anak-NYA, 
yang menurut daging diperanakkan dari keturunan Daud, 
(4) 
dan menurut ROH kekudusan
dinyatakan oleh kebangkitan-NYA 
dari antara orang mati, 
bahwa IA adalah ANAK ALLAH yang berkuasa, 
YESUS KRISTUS TUHAN kita.
(5) 
Dengan perantaraan-NYA
kami menerima kasih karunia dan jabatan rasul 
untuk menuntun semua bangsa,
supaya mereka percaya dan taat kepada nama-NYA.



















Bapak, Ibu.....
Firman TUHAN
pada hari ini 
tentang karya atau tugas Paulus 
yang dipanggil menjadi rasul 
dan 
dikuduskan
untuk memberitakan Injil ALLAH


Bapak, Ibu....
Sebelumnya 
mari kita ingat kembali
riwayat kehidupan Rasul Paulus


Bapak. Ibu.....
Memang rasul Paulus
sebelumnya terkenal 
sebagai orang yang kejam dan jahat,
sebagai seorang penganiaya
Beberapa saat 
setelah TUHAN YESUS hidup di dunia
bersama para murid- 
Paulus yang dahulu dikenal
sebagai Saulus 
menganiaya
bahkan berusaha untuk menghancurkan 
dan
membunuh
para murid- pengikut KRISTUS

Kalau dipikir secara nalar 
sangat sulit sekali 
Paulus ini 
akan menjadi pengikut KRISTUS
Bagaimana bisa
itu terjadi 
untuk seorang yang kejam,
galak,
dan 
penganiaya

Tetapi ALLAH 
menunjukan dan mewujudkan 
kuasaNYA 
dengan merubah Paulus 
menjadi orang yang sabar, 
orang yang setia, 
orang yang dapat mewujudkan kasih
dan
terlebih ALLAH pilih ia 
untuk memebritakan Injil TUHAN
supaya dunia yang gelap
berubah menjadi terang


Bapak, Ibu.....
Bagaimana keadaan Paulus setelah bertobat ?
seperti ayat ke-12 :
yaitu,
supaya aku
ada di antara kamu 
dan 
turut terhibur
oleh iman kita bersama, 
baik oleh imanmu 
maupun 
oleh imanku.

Seperti ayat itulah
Paulus menerima tugas 
dari ALLAH
dan
melaksanakan pemeberitaan Injil

Dengan pilihan kata 
yang sangat penting dilakukan-
dengan kata-kata yang baik 
bila diucapkan
oleh semua pihak; 
Jemaat Roma
ataupun rasul Paulus 
sama-sama akan terhibur
oleh karena iman mereka


Bapak, Ibu.....
Firman ini 
menyatakan bahwa 
satu perkara dalam hidup kehidupan kita ini
sangat penting
untuk diperhatikan
dan 
diarahkan 
demi suatu kebaikan bersama


Contoh :
di dalam kehidupan nyata
Apabila kita bercakap-cakap
dengan seseorang
menggunakan bahasa Indonesia
ataupun 
bahasa Jawa 
tentu kita harus memilih kata-kata
yang tepat dan yang sesuai 
dengan kebutuhan
tanpa harus menyakiti
lawan bicara kita




Bapak, Ibu.....
Seperti
yang diajarkan Rasul Paulus 
bahwa di dalam kehidupan kita 
sebagai umat ALLAH
pastilah kita
selalu melakukan pergaulan 
dan
selama melakukan pergaulan 
tentu ada tingkah pola- 
tingkah laku 
dan 
perbuatan-
percakapan terkait
dengan orang lain 
sebagai lawan bicara kita


Sekarang
kita rasakan bersama...
apakah  kita
sudah menyakiti seseorang 
atau 
tidak menyakiti sesama kita ?!

Semuanya itu 
sekali lagi 
tergantung dari cara kita berbicara, 
dari cara kita bertingkah laku
juga terlebih
dari kedalaman ketulusan hati kita





Bapak, Ibu.....
Seandainya Rasul Paulus
tidak diubahkan 
oleh ALLAH 
di dalam hidup kehidupannya- 
di dalam cara bergaul 
dengan sesamanya,
tentu Rasul Paulus 
juga tidak akan menjadi seorang pekabar Injil 
yang disegani dan berhasil menarik 
perhatian banyak orang.




Semuanya itu 
adalah berkat kuasa TUHAN YESUS
dan
kasih dari TUHAN YESUS
yang sungguh telah dinyatakan


Terpujilah ALLAH
yang selalu menuntun dan mengajarkan 
kepada kita 
segala sesuatunya 
tentang kebaikan kasih
dan 
kesetiaan kita
kepada ALLAH 
dan
sesama


Satu hal 
yang sangat penting
di dalam hidup kita
orang percaya
adalah hidup 
untuk saling membangun
dan
saling mengasihi.
saling menguatkan
diantara sesama


Rasul Paulus
di dalam suratnya 
kepada Jemaat Roma
ia telah nyatakan 
bahwa dirinya
sangat rindu 
dan 
sangat memperhatikan
pertumbuhan hidup kehidupan
iman percayanya
kepada TUHAN YESUS


Saat itu
Rrasul Paulus 
sudah dipakai oleh ALLAH

Dan satu perkara 
yang sudah diteladankan 
oleh Rasul Paulus
adalah Rasul Paulus ini 
sangat menaruh perhatian 
yang lebih
terhadap jemaat ALLAH di Roma; 
sedemikian besar perhatiannya 
sampai-sampai 
untuk kepentingan diri sendiri
ia abaikan

Bahkan 
ia mengakui 
sudah sangat terhibur
oleh jemaat Roma.
Apabila iman jemaat Roma 
sangat kuat
di dalam mengikut TUHAN YESUS
KRISTUS, 

Rasul Pauluspun 
merasa telah dikuatkan pula. 
Betapa pentingnya kehidupan 
yang harmoni 
dengan sesama patunggilan- 
persekutuan 
dengan sesama pengikut KRISTUS


Kebaikan dan ketulusan hati
Rasul Paulus
melebihi kebaikan hati 
setiap orang 
yang pernah bergaul 
dengan Jemaat Roma

Tentu 
keberadaan Rasul Paulus 
menjadi satu kekuatan
yang lebih kuat
bagi Jemaat Roma

Betapa Jemaat Roma
masih mendapat perhatian 
yang penuh 
meskipun diri pribadi 
Rasul Paulus 
sedang berada dalam masalah berat


Demikian
dengan penuh kesungguhan 
dan 
kesetiaan- 
ketulusan
Rasul Paulus
telah melaksanakan tugasnya
seperti apa yang diterima dari ALLAH.

Dengan penuh kesetiaan
tetap di dalam mengikut TUHAN YESUS 
KRISTUS 
SANG JURU SELAMAT




Bapak, Ibu.....
Demikian indahnya
kuasa dan karya ALLAH.
Paulus 
yang semula terkenal
dengan galaknya-
kejamnya; 

Sekarang telah dipanggil 
oleh ALLAH 
karena dia mau bertobat


Bapak, Ibu.....
Sekarang 
bagaimana dengan kita orang percaya ? 
Dimana kita semua
sudah merenungkan 
kisah kehidupan
mendengarkan FIRMAN ALLAH

Sekarang
apakah kita 
sudah melakukan 
seperti yang dikehendaki ALLAH 
di dalam kehidupan ini ?

Kalau kita
mau mengakui dan menyadari 
bahwa di dalam kehidupan kita 
telah banyak melakukan kesalahan. 

Pernah atau sering kali 
membuat orang lain
menderita, 
sakit hati.

Apakah itu
karena sikap, 
perkataan, 
maupun 
tingkah laku kita ?

Kita sering menjatuhkan,
memfitnah orang lain ?

Demikian banyak dosa kesalahan kita


Semuanya itu
tidak dikehendaki oleh ALLAH, 
tetapi ALLAH
adalah maha kasih, 
maha murah
dan
pasti mau mengampuni 
segala dosa apapun
yang kita lakukan
kalau saja kita
mau mengakuinya dan bertobat


Kalau dahulu
ALLAH berkuasa
mengubah kehidupan Paulus
dari lumpur dosa 
dan 
kemudian dosanya
menjadi bersih
dan selanjutnya
ia  terpanggil 
menjadi pengikutNYA 
bahkan
dipakai sebagai alat kemuliaan ALLAH

Kuasa ALLAH
tidak pernah berubah
dan 
terus berjalan- 
berlaku dari dahulu,
sekarang dan selamanya


Marilah kita teladani
hidup seperti Paulus :

"Bertobatlah
dan
menjadi alat
yang dipakai oleh ALLAH
sehingga orang lainpun 
menjadi percaya kepadaNYA"

Marilah kita tinggalkan 
hidup lama kita
yang tidak sesuai 
dengan kehendak TUHAN ALLAH 
untuk menjadi dan menjalani Hidup Baru
yaitu hidup yang penuh 
dengan kasih setia
kepada TUHAN
dan 
selalu dekat 
dengan TUHAN YESUS




AMIN


















Senin, 17 Oktober 2011

SANES AYEM TENTREM

Materi Ibadah Brayat :
Kamis, 20 Oktober 2011


SANES AYEM TENTREM 

( LUKAS 12 : 49 – 53 )




51.
Apa pangiramu,
tekaKU ing bumi iki 
nggawa katentreman ?.
Ora 
AKU pitutur marang kowe,
dudu pirukun
nanging crah





Patunggilan 
saiba 
kita migesang
ing alam ndonya menika
mesthi mbethahaken pasrawungan
kaliyan tiyang sanes,

kita mboten saged gesang piyambakan. 

Kanthi makaten 
paribasan :
crah agawe bubrah, 
rukun agawe santosa
  menika saestu leres
kanggenipun tiyang Jawi 
ingkang nengenaken bab karukunan.

Luber 
ing sih katresnan 
anggenipun anyengkuyung bot repotipun
tiyang sanes, 

karubedaning tiyang sanes
kados dados karubedaning dhirinipun 
ugi. 

Sipat ngaturi pirsa 
kahananing dhiri pribadi 
dhumateng tiyang sanes 
menika ugi mujudaken 
bab ingkang limrah 
kanggening tiyang Jawi
mboten dados rahasia malih. 

Ananging 
wonten wewadi 
ingkang kasimpen rapet 
ing lebeting batos 

mboten badhe kawudhar 
ing saben tiyang.

Tiyang Jawi,
saestu saged nyimpen wewadi 
lan milah-milah  
bab-bab ingkang ala 
utawi  
bab ingkang mboten pantes
  tuwin mliginipun
bab ingkang saged ndadosken crah 
menika kaparingan kawigatosan linuwih-
Jer 
mboten ngantos medhotaken pasedherekan,
sanajan ing lebeting batos
ngrundel,
maiben (maido),
gela,
sisah 


lan sapiturutipun


Patunggilan
Tiyang Jawi 
remen gesang 
ingkang kebak ‘keselarasan- 
keharmonisan’.

Adatipun, 
tiyang Jawi
enggal-enggal nggetuni 
bab prekawis cecongkrahan;
Sanajan 
tyang Jawi 
ugi saged damel ‘prahara’:

bab perkawis biasa
mindak  dados prakara ageng.
Tiyang Jawi, 
ugi remen nyuda 
&
nambahi bab-bab
ingkang dados kawigatosanipun
amrih nggayuh karukunan.

Sanajan katingalipun 
ing gesang kebak cecongkrahan,
ananging ing manah- 
‘dibawah sadar’
tiyang Jawi kepengin nggayuh
katentreman; 

Conto ing pirembagan:
“…makaten bilih leres atur kawula …. 
Sumangga 
kita padosi kahananing dhiri kita, 
murih gesang kita 
saged trep 
kaliyan dhawuh pangandikanipun  
GUSTI YESUS,
bilih wonten klenta-klentunipun 
ing panganggit- 
pamikir kula

kita sadaya, 
mugi GUSTI YESUS
  karsaa ngleresaken”


Patunggilan 
sauger nyenyinau 
dedhawuhing GUSTI YESUS
Apa pangiramu,
tekaku ing bumi iki 
nggawa katentreman ?. 
Ora,  
AKU pitutur marang kowe, 
dudu pirukun 
nanging crah.

  Kados-kados  
GUSTI YESUS
  ing bab menika
paring tantangan 
dumateng kita sadaya. 

Punapa kita enggal-engggal 
saged nuduh 
bilih GUSTI 
mboten ngersaken katentreman-
karukunan
lan 
bab-bab sanesipun
ingkang lakung mapan.

Pakaryanipun GUSTI 
ing bab dhawuh pangandika
ingkang sami saged ndadosken crah
menika sajatosipun 
ugi dados tantangan 
dumateng kita, 
supadosa…  
saestu 
anggen kita mikir 
lan 
ngraosaken kaleresan
ingkang GUSTI YESUS
  karsakaken 
kanggening gesang kita.


Patunggilan.. 
GUSTI YESUS rawuh
ing alam ndonya menika,
kasebatan 
dados JURU WILUJENG
RATUNING KATENTREMAN 

Lha,
punapa samangke
ingkang kadhawuhaken 
dening GUSTI YESUS menika
saestu-estu leres ?. 
Bilih GUSTI YESUS rawuh 
dados sumbering crah ? 

Sumangga 
kita sami anyenyinau
punapa karsanipun GUSTI YESUS
  … 
menika.

Ing wiwitan,  
GUSTI YESUS 
paring dhawuh: 
Bilih jagad menika 
sampun kacadangaken 
ing geni 
ingkang sampun kaurubaken.

Rawuhing GUSTI, 
saperlu nekakaken-
ndhawahaken geni 
ing bumi 
(ayat 49).

 GUSTI YESUS
  kababtis,
ateges 
 GUSTI YESUS
  kedah nampi

nedhahaken bilih ‘manungsa kamanungsan’-
sacara manungsa,
GUSTI YESUS 
kedah wonten 
ing pangrehing-
pranataning ALLAH

Baptis 
dados pratanda:
ALLAH nunggil 
ing gesang kita, 
makaten 
conto
tuladhaning GUSTI YESUS
  ing tumindak lampah
ing patunggilaning ALLAH 
SANG RAMA-
SANG PUTRA 
tuwin  
SANG ROH SUCI.  

Babtis,
saged ngiyataken 

ngenggalaken 
semangat gesang, 
supados tetep miturut
ing karsanipun
lan 
rancanganipun ALLAH.
GUSTI YESUS PRIBADI, 
ugi kedah netepi 
ingkang dados pangrehing ALLAH.

 Konsekwensining gesang,
bilih uwal saking pranatan
 & 
pangrehing ALLAH,
inggih menika 
pepesthi badhe nampeni
bebendu 
paukuman 
pejah langgeng
karana ALLAH menika  
ALLAH PRIBADI
  ingkang langgeng.

Makaten 
kita,
ugi badhe lumebet 
ing kalanggengan,
pejah utawi gesang
langgeng


Patunggilan
karana menika, 
 GUSTI YESUS ngraosaken
‘agenging kasisahaning batos’ 
(ayat 50) 
 ing wiwitan pawartos paukuman 
kadhawuhaken

Langkung-langkung malih
bilih paukuman menika
kadhawahaken;  

GUSTI YESUS 
langkung agung 
sungkawaning penggalih.

Lha,
ing ngriki, 
kita 
saged nyumurupi 
bilih GUSTI YESUS 
sejatosipun,
mboten ngersakaken 
sadaya tyang gesang 
nampeni paukuman

nanging 
anamung tiyang pitados
ingkang sampun kababtis kemawon 
ingkang badhe nampeni
kawilujengan- 
katentreman langgeng.
 
Konsekwensinipun,
kanggening tiyang
ingkang sampun kababtis 
nggih menika, 
kedah numuti
karsa lan karsanipun
ALLAH

Bilih ALLAH 
kebak ing katresnan 
lan paring piwucal 
bab katresnan 
kita nggih kedahipun 
nindakaken bab katresnan 
kalawau. 

Wonten kalih pilihan gesang
ing jagad menika :
gesang tresna dumateng ALLAH 
lan nindakaken katresnan 
tumrap sesami 
utawi 
 mboten babar pisan 
utawi 
setengah-setengah :
tresna dumateng ALLAH
  lan
‘nilar sesami’nipun
artosipun:
mboten nresnani sesami ?!

utawi 
kosok wangsulipun
nresnani sesami 
ananging nilar pepakoning ALLAH.  

Paukuman mesthi badhe kalampahan- 
kadhawahaken 
dumateng kita,
bilih kita 
mboten konsekwen,
anggen kita
nindakaken sadaya karsa 

karsaning ALLAH 
ing bab katresnan

 GUSTI YESUS 
sampun ngantos muwun 
&
sisah ing manah-
penggalih, 
sanajan bab paukuman 
menika dereng kalampahan 
ing wekdal samangke 
dumateng kita
(para manungsa), 
ingkang kalebet dados 
patunggilaning tiyang pitados


Patunggilan,
kanthi reraosan  
bab konsekwening dhiri, 
anggen kita badhe ndherek
tut wingking
ing karsaning ALLAH 
inggih menika
ing bab nindakaken 
sadaya dhawuh pangandika, 
mliginipun 
bab tresna lan katresnan

Bilih samangke  
GUSTI YESUS 
paring dedhawuh :

Apa pangiramu,
tekaku ing bumi iki
nggawa katentreman ? 
Ora,  
AKU pitutur marang kowe,
dudu pirukun 
nanging crah. 

 Menika sejatosipun, 
GUSTI YESUS saestu  
 ngengetaken dumateng kita,
bilih wonten konsekwensining dhiri,
bilih kita ugi 
kedah ngugemi & nindakaken
bab katresnan dumateng ALLAH 
utawi 
kita nampeni GUSTI YESUS 
ing gesang kita; 

 Mesthi badhe ndadosaken crah
ing brayat; 

Bilih wonten batih 5
ing satunggaling griya,
mesthi badhe dredah
3 lumawan 2
utawi kosokwangsulipun
2 lumawanan 3; 

bapak crah kaliyan anak lanang
lan kosokwangsulipun 
anak lanang dumateng bapak,

anak wadon crah kaliyan biyungipun,
biyung  
kosokwangsulipun crah 
kaliyan anak wadon …

Makaten tumindakipun
tumrap marasepuh wadon 
badhe crah 
kaliyan mantu wadon
&  
kosok wangsulipun 
(ayat 52-53). 

Punapa GUSTI YESUS 
mboten remen kaliyan karukunan?

GUSTI YESUS remen.

Ananging 
langkung prayogi malih,
bilih kita menika 
saged nindakaken
lan nampeni 
rawuhing GUSTI 
ing alam ndonya,
sanajan ngalami crah-
kamusuhan
dening tiyang sanes.

Sebab 
bab menika 
sampun dados resiko
gesang ndherek GUSTI.
 
Kados-kados 
kita kecalan raos ayem tentrem
ing manah 
sanalika ngalami kahanan menika, 
ananging 
kita kaatag- 
sageda nindakaken gesang 
ngudi bab-bab 
ingkang utami; 
Inggih menika 
gesang nampeni GUSTI YESUS.

GUSTI YESUS 
ingkang kebak panguwasa 
mesthi paring kasagedan
lan 
pulihing gesang, 
ayem tentrem-
tentrem rahajeng.


GUSTI mberkahi- 
AMIN




Patunggilan saiba kita migesang ing alam ndonya menika mesthi mbethahaken pasrawungan kaliyan tiyang sanes, kita mboten saged gesang piyambakan. Kanthi makaten paribasan : crah agawe bubrah, rukun agawe santosa menika saestu leres kanggenipun tiyang Jawi ingkang nengenaken bab karukunan. Luber ing sih katresnan anggenipun anyengkuyung bot repotipun tiyang sanes, karubedaning tiyang sanes kados dados karubedaning dhirinipun ugi. Sipat ngaturi pirsa kahananing dhiri pribadi dhumateng tiyang sanes menika ugi mujudaken bab ingkang limrah kanggening tiyang Jawi menika,mboten dados rahasia malih. Ananging wonten wewadi ingkang kasimpen rapet ing lebeting batos & mboten badhe kawudhar ing saben tiyang.Tiyang Jawi,saestu saged nyimpen wewadi lan milah-milah bab-bab ingkang ala utawi bab ingkang mboten pantes tuwin mliginipun bab ingkang saged ndadosken crah menika kaparingan kawigatosan linuwih -Jer mboten ngantos medhotaken pasedherekan,sanajan ing lebeting batos ngrundel,maiben(maido),gela,sisah … … lsp


Patunggilan, Tiyang Jawi remen gesang ingkang kebak ‘keselarasan- keharmonisan’. Adatipun, tiyang Jawi enggal-eng gal nggetuni bab prekawis cecongkrahan; Sanajan tyang Jawi ugi saged damel ‘prahara’: bab perkawis biasa mindak  dados prakara ageng.Tiyang Jawi, ugi remen nyuda & nambahi bab-bab ingkang dados kawigatosanipun amrih nggayuh karukunan. Sanajan katingalipun ing gesang kebak cecongkrahan, ananging ing manah- ‘dibawah sadar’ tiyang Jawi kepengin nggayuh katentreman; Conto ing pirembagan: “…makaten bilih leres atur kawula …. Sumangga kita padosi kahananing dhiri kita, murih gesang kita saged trep kaliyan dhawuh pangandikanipun GUSTI YESUS,bilih wonten klenta-klentunipun ing panganggit- pamikir kula & kita sadaya, mugi GUSTI YESUS karsaa ngleresaken”


Patunggilan sauger nyenyinau dedhawuhing GUSTI YESUS: Apa pangiramu,tekaku ing bumi iki nggawa katentreman ?. Ora, AKU pitutur marang kowe, dudu pirukun nanging crah. Kados-kados GUSTI YESUS ing bab menika paring tantangan dumateng kita sadaya. Punapa kita enggal-engggal saged nuduh bilih GUSTI mboten ngersaken katentreman- karukunan lan bab-bab sanesipun ingkang lakung mapan.Pakaryanipun GUSTI ing bab dhawuh pangandika ingkang sami saged ndadosken crah menika sajatosipun ugi dados tantangan dumateng kita, supadosa… saestu anggen kita mikir lan ngraosaken kaleresan ingkang GUSTI YESUS karsakaken kanggening gesang kita.


Patunggilan..GUSTI YESUS rawuh ing alam ndonya menika, kasebatan dados JURU WILUJENG RATUNING KATENTREMAN Lha punapa samangke ingkang kadhawuhaken dening GUSTI YESUS menika saestu-estu leres ?. Bilih GUSTI YESUS rawuh dados sumbering crah ? Sumangga kita sami anyenyinau punapa karsanipun GUSTI YESUS … menika.

Ing wiwitan, GUSTI YESUS paring dhawuh: Bilih jagad menika sampun kacadangaken ing geni ingkang sampun kaurubaken. Rawuhing GUSTI, saperlu nekakaken- ndhawahaken geni ing bumi (ayat 49).GUSTI YESUS kababtis,ateges GUSTI YESUS kedah nampi & nedhahaken bilih ‘manungsa kamanungsan’-sacara manungsa, GUSTI YESUS kedah wonten ing pangrehing- pranataning ALLAH. Baptis dados pratanda ALLAH nunggil ing gesang kita, makaten conto tuladhaning GUSTI YESUS ing tumindak lampah ing patunggilaning ALLAH SANG RAMA-SANG PUTRA tuwin SANG ROH SUCI. Babtis, saged ngiyataken & ngenggalaken semangat gesang, supados tetep miturut ing karsanipun lan rancanganipun ALLAH. GUSTI YESUS PRIBADI,ugi kedah netepi ingkang dados pangrehing ALLAH.Konsekwensining gesang,bilih uwal saking pranatan&pangrehing ALLAH,inggih menika pepesthi badhe nampeni bebendu paukuman pejah langgeng, karana ALLAH menika ALLAH PRIBADI ingkang langgeng.Makaten kita,ugi badhe lumebet ing kalanggengan,pejah utawi gesang langgeng


Patunggilan, karana menika, GUSTI YESUS ngraosaken ‘agenging kasisahaning batos’ (ayat 50) ing wiwitan pawartos paukuman kadhawuhaken; Langkung-langkung malih bilih paukuman menika kadhawahaken; GUSTI YESUS langkung agung sungkawaning penggalih.Lha,ing ngriki, kita saged nyumurupi bilih GUSTI YESUS sejatosipun,mboten ngersak aken sadaya tyang gesang nampeni paukuman, nanging anamung tiyang pitados ingkang sampun kababtis kemawon ingkang badhe nampeni kawilujengan- katentreman langgeng. Konsekwensinipun, kanggening tiyang ingkang sampun kababtis nggih menika, kedah numuti karsa lan karsanipun ALLAH. Bilih ALLAH kebak ing katresnan lan paring piwucal bab katresnan kita nggih kedahipun nindakaken bab katresnan kalawau. Wonten kalih pilihan gesang ing jagad menika : gesang tresna dumateng ALLAH lan nindakaken katresnan tumrap sesami utami  mboten babar pisan utawi setengah-setengah : tresna dumateng ALLAH lan ‘nilar sesami’nipun artosipun: mboten nresnani sesami ?! utawi kosok wangsulipun nresnani sesami ananging nilar pepakoning ALLAH. Paukuman mesthi badhe kalampahan- kadhawahaken dumateng kita,bilih kita mboten konsekwen,anggen kita nindakaken sadaya karsa & karsaning ALLAH ing bab katresnan. GUSTI YESUS sampun ngantos muwun & sisah ing manah- penggalih, sanajan bab paukuman menika dereng kalampahan ing wekdal samangke dumateng kita (para manungsa), ingkang kalebet dados patunggilaning tiyang pitados


Patunggilan, kanthi reraosan bab konsekwening dhiri, anggen kita badhe ndherek tut wingking ing karsaning ALLAH inggih menika ing bab nindakaken sadaya dhawuh pangandika, mliginipun bab tresna lan katresnan. Bilih samangke GUSTI YESUS paring dedhawuh : Apa pangiramu,tekaku ing bumi iki nggawa katentreman ? Ora, AKU pitutur marang kowe, dudu pirukun nanging crah. Menika sejatosipun,GUSTI YESUS saestu  ngengetaken dumateng kita, bilih wonten konsekwensining dhiri,bilih kita ugi kedah ngugemi & nindakaken bab katresnan dumateng ALLAH utawi kita nampeni GUSTI YESUS ing gesang kita; Mesthi badhe ndadosaken crah ing brayat; Bilih wonten batih 5 ing satunggaling griya, mesthi badhe dredah 3 lumawan 2 utawi kosokwangsulipun 2 lumawanan 3; bapak crah kaliyan anak lanang lan kosokwangsulipun anak lanang dumateng bapak, anak wadon crah kaliyan biyungipun, biyung kosokwangsulipun crah kaliyan anak wadon …Makaten tumindakipun tumrap marasepuh wadon badhe crah kaliyan mantu wadon & kosok wangsulipun (ayat 52-53).Punapa GUSTI YESUS mboten remen kaliyan karukunan? GUSTI YESUS remen.Ananging langkung prayogi malih, bilih kita menika saged nindakaken lan nampeni rawuhing GUSTI ing alam ndonya,sanajan ngalami crah- kamusuhan dening tiyang sanes.Sebab bab menika sampun dados resiko gesang ndherek GUSTI. Kados-kados kita kecalan raos ayem tentrem ing manah sanalika ngalami kahanan menika, ananging kita kaatag- sageda nindakaken gesang ngudi bab-bab ingkang utami; Inggih menika gesang nampeni GUSTI YESUS. GUSTI YESUS ingkang kebak panguwasa mesthi paring kasagedan lan pulihing gesang, ayem tentrem- tentrem rahajeng.

GUSTI mberkahi- 
AMIN