Ibabah Keluarga
Kamis, 13 September 2012
SIAPA BERANI
?
(Keberanian yang
dimaksudkan untuk menderita yang memampukan kita turut di dalam merasakan
kemuliaan karya KRISTUS)
LUKAS 6 : 27 –
38
28b. “…
berdoalah bagi orang yang mencaci kamu… “
Bapak Ibu Saudara … Seandainya saat ini ketika kita mendengar kata
kecewa dan seandainya kitapun juga mengalami telah dikecewakan; Apakah dari merasakan
kekecewaan tersebut segera ada perubahan dari cara berpikir dan cara
bersikap-tingkah laku kita selanjutnya ? Sebab perasaan dan pengalaman saat kita
dikecewakan oleh orang lain itu dapat membawa kita ke dalam suasana perasaan hati
yang tidak menentu dan kita akan banyak bertanya kepada diri sendiri : Apa
salahku terhadap orang itu sehingga dia menyindir, mengeluarkan kata-kata yang
menyakitkan, membicarakan diri kita secara tidak langsung atau “rasan-rasan”,
memojokkan posisi kehidupan kita, dan menuduh tanpa alasan kebenaran
Bapak Ibu Sdr
yang terkasih
… Inilah satu contoh ‘caci makian’ yang kita terima secara langsung atau secara
tidak langsung dari seseorang yang kita kenal. Selanjutnya yang menjadi masalah
keberimanan kita adalah Apakah dari diri kita masing-masing segera ada
perubahan cara berpikir dan cara bersikap-tingkah laku kepada seseorang ataupun
kepada sekelompok orang yang telah mengecewakan bahkan telah mencaci maki kita tersebut
? Tentu ‘perubahan yang terjadi di dalam diri kita masing-masing’ itu adalah
sesuatu yang wajar secara kehidupan duniawi (Siapa sich yang tidak merasa sakit
telah diperlakukan sedemikian tidak menyenangkan)
Bapak Ibu Saudara
yang terkasih
… adalah sesuatu yang wajar apabila kita semakin berintropeksi diri di dalam
mencari kesalahan diri sendiri justru semakin menyakitkan sebab kita memang
tidak menemukan adanya kesalahan yang telah kita perbuat.
Di
sinilah Bapak Ibu Saudara …. sikap keberanian kita untuk turut
menderita dan merasakan apa yang telah dialami oleh YESUS- TUHAN kita, selama hidup dan berkarya di dunia ini. Dengan
pengalaman kita masing-masing yang telah dikecewakan dan dicaci maki oleh sesama
kita. Ini dimaksudkan agar kita semua turut diajak untuk dapat dan mampu
merasakan kemuliaan karya TUHAN YESUS KRISTUS atas ‘salib penderitaanNYA’.
Siapa Berani demikian itu adalah serupa dengan KRISTUS.
KRISTUS
yang adalah ALLAH sungguh telah mengasihi dunia ini dengan tanpa alasan apapun
juga untuk mencari kebenaran DIRINYA SENDIRI. Justru KRISTUS mengasihi dunia
ini; Ingat pengajaran TUHAN YESUS (Lukas 6 :27-38) yang menguatkan hidup kita
ketika kita mengalami berbagai penderitaan, sesuatu yang sangat sulit dan berat
ataupun karena kita telah diperlakukan secara tidak adil oleh sesama kita yang
telah mengecewakan. TUHAN YESUS sungguh mengasihi sesamaNYA.
Tidak
ada cara lain yang diajarkan dan diteladankan oleh TUHAN YESUS. Kita harus mengasihi
musuh kita seperti TUHAN YESUS telah melakukannya. Memang berat untuk melakukan
dan mempraktekkan di dalam kehidupan keseharian kita masing-masing. Jangan
terus membayangkan wajah musuh kita- jangan terus mengingat dan mendengar suara
perkataan musuh kita yang dapat menimbulkan dan membangkit-bangkitkan amarah.
Tetapi doakan musuh kita tersebut !. Inilah perbuatan nyata yang diharapkan oleh
TUHAN YESUS kepada kita sekalian, agar kita perbuat segera seketika
mengingatnya…
Bapak Ibu Saudara… Kita mengenal SANG KRISTUS dengan segala kemuliaanNYA. Dimana kemuliaanNYA itu muncul bukan hanya karena kuasaNYA saja tetapi juga karena keberanianNYA untuk menderita , dibenci, dicaci maki. Sekarang bagaimana dengan kita ? Ketika ada seseorang mencaci maki kita di dalam berbagai hal ….. Beranikah kita menanggung beban penderitaan ini sehingga kita juga bisa sampai kepada kemuliaan hidup bersama SANG KRISTUS. Bisakah kita hidup bersama kemuliaan SANG KRISTUS ?
Bapak Ibu Saudara… Kita mengenal SANG KRISTUS dengan segala kemuliaanNYA. Dimana kemuliaanNYA itu muncul bukan hanya karena kuasaNYA saja tetapi juga karena keberanianNYA untuk menderita , dibenci, dicaci maki. Sekarang bagaimana dengan kita ? Ketika ada seseorang mencaci maki kita di dalam berbagai hal ….. Beranikah kita menanggung beban penderitaan ini sehingga kita juga bisa sampai kepada kemuliaan hidup bersama SANG KRISTUS. Bisakah kita hidup bersama kemuliaan SANG KRISTUS ?
TUHAN
YESUS memberkati. Amin