Minggu, 09 September 2012

Keberanian yang dimaksudkan untuk menderita di dalam merasakan kemuliaan karya KRISTUS

 Ibabah Keluarga
Kamis, 13 September 2012




SIAPA  BERANI ?




(Keberanian yang dimaksudkan untuk menderita yang memampukan kita turut di dalam merasakan kemuliaan karya KRISTUS)

LUKAS 6 : 27 – 38
28b. “… berdoalah bagi orang yang mencaci kamu… “





Bapak Ibu Saudara …  Seandainya saat ini ketika kita mendengar kata kecewa dan seandainya kitapun juga mengalami telah dikecewakan; Apakah dari merasakan kekecewaan tersebut segera ada perubahan dari cara berpikir dan cara bersikap-tingkah laku kita selanjutnya ? Sebab perasaan dan pengalaman saat kita  dikecewakan oleh orang lain itu dapat  membawa kita ke dalam suasana perasaan hati yang tidak menentu dan kita akan banyak bertanya kepada diri sendiri : Apa salahku terhadap orang itu sehingga dia menyindir, mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan, membicarakan diri kita secara tidak langsung atau “rasan-rasan”, memojokkan posisi kehidupan kita, dan menuduh tanpa alasan kebenaran

Bapak Ibu Sdr yang terkasih … Inilah satu contoh ‘caci makian’ yang kita terima secara langsung atau secara tidak langsung dari seseorang yang kita kenal. Selanjutnya yang menjadi masalah keberimanan kita adalah Apakah dari diri kita masing-masing segera ada perubahan cara berpikir dan cara bersikap-tingkah laku kepada seseorang ataupun kepada sekelompok orang yang telah mengecewakan bahkan telah mencaci maki kita tersebut ? Tentu ‘perubahan yang terjadi di dalam diri kita masing-masing’ itu adalah sesuatu yang wajar secara kehidupan duniawi (Siapa sich yang tidak merasa sakit telah diperlakukan sedemikian tidak menyenangkan)
Bapak Ibu Saudara yang terkasih … adalah sesuatu yang wajar apabila kita semakin berintropeksi diri di dalam mencari kesalahan diri sendiri justru semakin menyakitkan sebab kita memang tidak menemukan adanya kesalahan yang telah kita perbuat.

Di sinilah Bapak Ibu Saudara  …. sikap keberanian kita untuk turut menderita dan merasakan apa yang telah dialami oleh YESUS- TUHAN kita,  selama hidup dan berkarya di dunia ini. Dengan pengalaman kita masing-masing yang telah dikecewakan dan dicaci maki oleh sesama kita. Ini dimaksudkan agar kita semua turut diajak untuk dapat dan mampu merasakan kemuliaan karya TUHAN YESUS KRISTUS atas ‘salib penderitaanNYA’. Siapa Berani demikian itu adalah serupa dengan KRISTUS.

KRISTUS yang adalah ALLAH sungguh telah mengasihi dunia ini dengan tanpa alasan apapun juga untuk mencari kebenaran DIRINYA SENDIRI. Justru KRISTUS mengasihi dunia ini; Ingat pengajaran TUHAN YESUS (Lukas 6 :27-38) yang menguatkan hidup kita ketika kita mengalami berbagai penderitaan, sesuatu yang sangat sulit dan berat ataupun karena kita telah diperlakukan secara tidak adil oleh sesama kita yang telah mengecewakan. TUHAN YESUS sungguh mengasihi sesamaNYA.

Tidak ada cara lain yang diajarkan dan diteladankan oleh TUHAN YESUS. Kita harus mengasihi musuh kita seperti TUHAN YESUS telah melakukannya. Memang berat untuk melakukan dan mempraktekkan di dalam kehidupan keseharian kita masing-masing. Jangan terus membayangkan wajah musuh kita- jangan terus mengingat dan mendengar suara perkataan musuh kita yang dapat menimbulkan dan membangkit-bangkitkan amarah. Tetapi doakan musuh kita tersebut !. Inilah perbuatan nyata yang diharapkan oleh TUHAN YESUS kepada kita sekalian, agar kita perbuat segera seketika mengingatnya…

Bapak Ibu
Saudara… Kita mengenal SANG KRISTUS dengan segala kemuliaanNYA. Dimana kemuliaanNYA itu muncul bukan hanya karena kuasaNYA saja tetapi juga karena keberanianNYA untuk menderita , dibenci, dicaci maki. Sekarang bagaimana dengan kita ? Ketika ada seseorang mencaci maki kita di dalam berbagai hal ….. Beranikah kita menanggung beban penderitaan ini sehingga kita juga bisa sampai kepada kemuliaan hidup bersama SANG KRISTUS. Bisakah kita hidup bersama kemuliaan SANG KRISTUS ?

TUHAN YESUS memberkati. Amin  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadikan dan berikan komentar anda sebagai refleksi diri bukannya mengomentari kejelekan dan kekurangan kami