Kamis, 14 Desember 2017

Pendeta Tamu 1

































































































































































RAJA DAMAI KEKAL SELAMANYA


Rensi, Sabtu 2 Desember 2017
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach, saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus, renungan siang ini dengan tema :
"RAJA DAMAI KEKAL SELAMANYA"
Bapak Ibu Saudara, Kekallah kekuasaan Allah di bumi dan di sorga tidak berkesudahan untuk selama-lamanya. Damai sejahtera Allah itu bukan hanya untuk kekuasaan- dan bagi kerajaan Daud saja tetapi juga bagi siapa saja, termasuk kita yang teguh kokoh mendasarkan kehidupannya kepada keadilan dan kebenaran Allah. Allah itu penuh kasih tetapi Allah juga cemburu- tidak mau dipermainkan.
Mari kita sambut Natal 2017 ini dengan tidak membangkit-bangkitkan kecemburuan Allah. Mari terus bersemangat memberlakukan hidup berkeadilan dan berkebenaran.
Inilah sebenarnya Natal bagi kita bersama di dalam menyambut Raja dan Hakim Agung kehidupan kekal.
Yesaya 9:6 (TB) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.
Bagaimana dengan hidup ketaatan kita selama ini di dalam pemerintahan kuasa Yesus Tuhan yang setia melindungi kita. Kita perlu untuk mengingat terus bahwasannya keadilan dan kebenaran Allah itu berjalan bersamaan penghakiman Allah. Selama kita menjalani hidup dengan benar. Kita dapat mengharap dan mengandalkan Allah kita. Sekali lagi : Asal kita benar, kita akan dibenarkan dan dibela. Seperti Allah memerintah dan memberi kuasa kepada Raja Daud di tengah bangsa-bangsa. Demikianlah juga kepada kita.
Mazmur 7:7 (TB) Bangkitlah, TUHAN, dalam murka-Mu, berdirilah menghadapi geram orang-orang yang melawan aku, bangunlah untukku, ya Engkau yang telah memerintahkan penghakiman!
Jangan sekali-kali mendukakan dan mengecewakan Allah ataupun membuat Allah cemburu. Mari kita perhatikan apakah Allah berdiam diri ketika para pemimpin bangsa-bangsa beserta keluarganya bertidak semena-mena terhadap rumah Allah dan peralatannya.
Daniel 5:3-4 (TB)
3 Kemudian dibawalah perkakas dari emas dan perak itu, yang diambil dari dalam Bait Suci, Rumah Allah di Yerusalem, lalu raja dan para pembesarnya, para isteri dan para gundik mereka minum dari perkakas itu;
4 mereka minum anggur dan memuji-muji dewa-dewa dari emas dan perak, tembaga, besi, kayu dan batu.
Raja Belsyazar dalam kemabukannya telah bertindak melanggar dan mempermaikan kesucian bait Allah. Sehingga Allah tidak berdiam dari, bertindak menegor mereka dan inilah tegoran dan penghakiman Allah seketika ...
Daniel 5:23, 26-28, 30 (TB)
23 Tuanku meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga: perkakas dari Bait-Nya dibawa orang kepada tuanku, lalu tuanku serta para pembesar tuanku, para isteri dan para gundik tuanku telah minum anggur dari perkakas itu; tuanku telah memuji-muji dewa-dewa dari perak dan emas, dari tembaga, besi, kayu dan batu, yang tidak dapat melihat atau mendengar atau mengetahui, dan tidak tuanku muliakan Allah, yang menggenggam nafas tuanku dan menentukan segala jalan tuanku.
26 Dan inilah makna perkataan itu: Mené: masa pemerintahan tuanku dihitung oleh Allah dan telah diakhiri;
27 Tekél: tuanku ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan;
28 Peres: kerajaan tuanku dipecah dan diberikan kepada orang Media dan Persia."
30 Pada malam itu juga terbunuhlah Belsyazar, raja orang Kasdim itu.
Inilah contoh hukuman Allah bagi bangsa-bangsa yang melawan Allah.
Dan contoh penataan pembagian tanah pusaka bagi bangsa pilihan Allah. Bangsa yang diharapkan kesetiaannya.
Yosua 19:9 (TB) Milik pusaka bani Simeon diambil dari bagian bani Yehuda. Karena bagian bani Yehuda itu terlalu besar bagi mereka, maka bani Simeon menerima milik pusaka di tengah-tengah mereka.
Jadi bagaimanakah sikap kita di dalam merencanakan dan melakukan berbagai pilihan hidup ?. Masihkah kita akan melakukan sekehendak hati ? Atau, seturut penataan Allah dan membalas kesetiaan Allah ?.
Berbahagialah kita yang menjadi bagian dari karya penyelamatan dan penghakiman Allah.
Karena itu
Kolose 4:5 (TB) Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.
Demikian sungguh kita diperhatikan dengan sangat luar biasa oleh Allah di dalam mempergunakan waktu kehidupan kita. Sehingga sampai-sampai Allah berpesan agar kita berhati-hati di dalam menjalin hubungan terhadap orang yang tidak berhikmat Allah- dan berhati-hati terhadap orang yang tidak memiliki kebenaran Allah dan tidak melakukan keadilan Allah.
Inilah pesan Natal yang dapat kita terima; Bersamaan dengan pemerintahan kuasa dan penghakiman Allah pada hari-hari waktu-waktu ini.
Mari Bapak Ibu Saudara.... dengan ucapan syukur
kita jalani hidup kita hari-hari ini dan waktu-waktu yang ada ini dengan penuh hikmat dan hormat sampai Tuhan Yesus datang kembali di dalam kemuliaannya.
Terpujilah Tuhan Yesus kekal sampai selamanya. Amin.
PD GIDEON SUWARU
Turiman Tr​​