Jumat, 13 Desember 2013

Kilas Balik jemaat di Suwaru

KILAS BALIK
baca juga http://rancangankotbahminggu.blogspot.com/2014/06/sejarah-swaru-sebagai-desa-sekaligus.html sebagai hasil pelengkap penelusuran materi sejarah desa dan jemaat Suwaru atau Swaru yang dapat dimengerti secara utuh di dalam hasil penafsiran dari berbagai sumber ontentik yang ada kita miliki


1.   Pembacaan Kilas Balik jemaat di Soewaroe


Seiring bertumbuh kembangnya isi bumi, demikian pula manusia di Jawa Timur - Malang daerah kita ini
Berkaitan dengan Babad Suwaru, Akkeren menulis sebagai berikut:
        “Demikian halnya dengan kepergian orang-orang Mojowarno itu ke deerah Malang Selatan, tidak lain karena daerah ini masih merupakan hutan lebat, dan seperti pengalaman di Mojowarno tersebut maka daerah demikian itu dianggap paling baik untuk pertanian dan sangat longgar untuk didiami. Sehingga Malang sendiri waktu itu hanya dilewati saja dalam perjalanan  pengembaraan mereka ke daerah Selatan.
          Begitulah maka pada tahun 1857 dicatat sebagai saat-saat pertama ditemukannya daerah baru yang kemudian disebut Suwaru”

          Suwaru sering juga disebut Swaru, Nama Suwaru dapat dirunut dari kata dasar (tembung lingga) waru yang mendapat awalan (ater-ater) su sehingga menjadi kata jadian (tembung andhahan) suwaru. Dalam bausastra Jawa – Indonesia yang disusun oleh S. Prawiroadmodjo (1989) disebutkan bahwa waru ialah pohon baru sedangkan su (Sansekerta Kawi) adalah awalan yang berarti baik; dengan demikian suwaru mempunyai makna pohon baru yang baik. Dasar pemberian sebuah nama pada umumnya dikaitkan dengan adanya harapan dari pemberi nama terhadap pemilik nama.

Nama Suwaru lebih tepat mempunyai makna pohon baru yang baik dengan bertolak pada dua hal, yaitu (1) Pemberi nama adalah seorang cerdik dan (2) Harapan pelopor babad Suwaru terhadap masa depan desa ini. Para pelopor Babad Suwaru terdiri dari kumpulan orang-orang Kristen Jawa awal yang mempunyai leluhur antara lain keturunan Paku Buwana I dari Surakarta, keturunan Dipanegara dari Yogyakarta, dan kerabat (kadang sentono) Pangeran Cokrokusumo dari Bangkalan

berikut adalah  Beberapa Pelopor Babad Suwaru
No
Nama
Lahir
Wafat
Keterangan
1
Amon
± 1815
17-08-1907
Menyatu Johanah
2
Johanah
± 1825
13-07-1909
Menyatu Amon
3
Yokanan


Mungkin Yokanan Radin
4
Adrian Radin
1828
24-09-1902
Pamoelang Swaroe
5
Asaryo

1938

6
Kyai Truno Semito

23-07-1903
Tulisan huruf Jawa
7
Nyai Sawen

25-02-1906
Tulisan huruf Jawa
8
B. Sarno
30-01-1836
11-09-1908

9
Yosapat

02-12-1920

10
Kromo Setjo
± 1844
20-01-1921
Menyatu Trisiah
11
Daniel


Kakek Lintri
12
Tjakarias



13
Raelah
17-07-1848
13-03-1933
Anak kedua Amon
14
Trisiah
01-03-1852
28-04-1922
Anak ketiga Amon+Kromo Setjo
15
Peni
19-02-1862
24-08-1929
Anak keenam Amon
16
Ebenoyo
15-05-1859
12-02-2604
Lahir tahun 1859

Akkeren (1969 : 163) menyebut tahun berdirinya jemaat pemukiman merujuk pada karya awal pembukaan hutan, maka ia menyatakan Mojowarno  didirikan pada tahun 1844 Suwaru berdiri pada tahun 1857, Peniwen 1880, Wonorejo 1884, dan Sitiarjo 1895.

2.   Bidang Pemerintahan
Bagaimanakah Para Pelopor desa kita dalam tatanan sosial dan pemerintahan pada waktu itu . . . . . . . . . .

Pada tahun 1857 ditemukan daerah baru yang kemudian disebut Suwaru, pada saat Suromenggolo ( Sandiyo ) cicit Diponegoro baptis tahun 1852 Kromo Setjo berusia kira-kira 8 tahun, pada saat babat Suwaru 1857 ia berusia 13 tahun ikut dalam rombongan para pelopor Babad Suwaru. diusianya ke 16 pada tahun 1860, Ia menjadi Kepala Sekolah, tercatat sampai tahun 1875,  dibantu oleh Ellypas. pada usia sekitar 26 tahun menjadi Aris (Kepala Desa) Suwaru.(tertulis dimakamnya Aris Pansijoen)

        Sehubungan dengan fungsi Bau Aris dapat diacu tulisan Jebus(1981) dalam peresmian desa-desa Kristen, yang di laksanakan di Mojowarno,sebagai berikut:

Kemudian dikatakan oleh tuan Residen “Oleh karena itu, mulai sekarang ini saya atas nama Pemerintah,  meresmikan secara simbolis atas berdirinya desa-desa baru ini, dengan menetapkan para pimpinan desa-desa baru yang menjadi Kepala Desa masing-masing. dan sayapun dengan resmi mengangkat R.Karulus Wiroguno menjadi Bau Aris pertama yang bertugas memimpin para kepala desa dan bertanggung jawab langsung kepada Bapak Wedana.
Seiring perobahan waktu, maka pergantian pemimpin desa Suwaru ini tercatat sebagai berikiut:

Pemimpin Desa Suwaru
No
Nama
Jabatan
Keterangan
1
Sarno Kromo Setjo
Aris
Aris I,  mulai ± 1870 - ? (wafat 1921)
2
Trimo Setjo
Aris
Aris II (anak pertama Sarno Kromo Setjo)
3
Niscoyo Setjo
Carik
anak ke-3 Sarno Kromo Setjo
4
Purbowidjaja
Petinggi
Sekitar tahun 1935-an
5
Sadono
Petinggi
Jaman pendudukan Jepang
6
Jakob
Pemimpin Desa
Masa transisi, 1948 – 1950
7
Murtiyan Matheus Adioetomo
Petinggi – Kepala Desa
1950 – 1963 Semula Petinggi kemudian disebut Kepala Desa Wafat 1963
8
Gunarso
Kepala Desa
1963 - 1969
9
Hariadi Saroeb
Kepala Desa
1969 - 1988
10
Pramusito Saroeb
Kepala Desa
1988 – 1996
11
Mujo Wasiso
Care taker
1996 – 1998
12
Bambang Kuntjoro
Kepala Desa
1998 -  2006
13
Tedjo Sampurno
Kepala Desa
2006  -  sekarang
Itulah para pemimpin desa di Soewaroe . . . .







3.   Bukti sejarah pelayanan gereja: Sebuah Taplak Bujono dan 2 Tuwung Bujono
di tahun 1875 . Tuhan Yesus pertama kalinya memberikan pelayanan pada umatNya yang berada di Soewaroe…. dalam bentuk perjamuan kudus,

Ini taplak perjamuan kudus yang dibawa pendeta sending dari Belanda, bertuliskan
“NEEM EN EET DIT IS MIJN LICHAAM , DOET DIT TOT MIJNE GEDACHTTENIS  yang artinya AMBILLAH dan MAKANLAH INILAH TUBUHKU , PERBUATLAH INI MENJADI LAMBANG”.
125 tahun usia taplak perjamuan kudus ini, tentunya ia sekarang sudah meninggal

  2 Tuwung  dan Teko Bujono,  i bertuliskan 
“VAN DE REMONSTRANTSCHE BROEDERSCHAP AAN DE ZENDING GEMENTE TE SWAROE 1875” . DARI PERSATUAN PERSAUDARAAN KE MISSI GEREJA SOEWAROE 1875 inilah bukti Tuhan pertama kalinya memberikan pelayanan pada umatNya yang berada di Soewaroe, yaaaa hingga kini dan sampai akhir zaman.

4.        Dengung “lonceng asli/pertama”

Dengung lonceng   berdentang pertama kalinya di Jemaat Soewaroe pada tanggal            3 Desember 1912 pukul 21.30  saat gedung gereja ini diresmikan penggunaannya, Lonceng ini bertuliskan TANAH WALANDI SOEWAROE 1911 (oleh karena kesalahan teknis penggunaannya jadi retaklah lonceng   itu kemudian ….. ) melihat kondisi seperti itu Almarhum Suhardig Matheus,tahun .... ? .  tergerak hatinya untuk mengganti dengan lonceng ke dua,  yang sekarang kita masih dapat digunakan

Pada saat peresmian kala itu sambutan pdt Zending , de Vries  (mengacu pada Mazmur 33 ayat 21):
“Ya, karena Dia hati kita bersuka cita, sebab kepada namaNya yang kudus kita percaya”

Inilah bukti sejarah awal berdirinya Gedung gereja: Disamping gedung ini sendiri dengan renovasi  ( 5 tahap ) sehingga berwujud seperti ini, ( Di tayangkan lewat LCD)
3 Meja perjamuan kudus,di meja inilah kita dilayani Perjamuan Kudus 4 kali dalam satu tahunnya, karena perubahan kondisi instanisasi  Majelis Jemaat yang mengedarkan ke jemaat
3 unit meja kecil, untuk pelayanan perjamuan dan babtisan Mangkok Air Baptisan
3 Unit kursi manten, Siapakah diantara saudara yang tidak duduk di sini dalam pemberkatan nikah?
1 Unit Mimbar utama, dengan sesanti kita”Allah anunggil kalawan kita”









5.        Penyajian para pendeta yang pernah melayani jemaat di Suwaru

Perjuangan berat para pelayan dan orang-orang pribumi dan pendeta Zending dengan berpegang teguh pada tema yang tertulis di Mimbar “Allah anunggil kalawan kita” maka gerombolan orang Kristen di Soewaroe bagaikan “tumbuhan baru yang baik” sebagaimana makna nama Suwaru.
Perjuangan para pemimpin yang mendambakan hidup merdeka, misalnya Peristiwa Perang Diponegoro dan penyingkiran Abdurrasid beserta  (kadang sentono) yang mengiringinya dari Bangkalan serta Tunggulwulung dari Juwono (Jawa Tengah dengan segala aktifitasnya di Jawa Timur, mengindikasikan adanya hubungan kelahiran dan perkembangan 'gerombolan orang Kristen' di Suwaru. Kondisi yang dialami para pendahulu kita dan peran dari para pedeta Zending sungguh telah mewarnai perkembangan GKJW Jemaat Suwaru. dalam kurun 155 tahun para pelayan GKJW Jemaat Suwaru tercatat 36 pelayan diantaranya : . . . . . .

No
Waktu
Nama
Keterangan
1
1857- 1874
1. R. Amon
Beliau dibaptis 13 April 1844 di Surabaya. Memperoleh pendidikan calon pelayan jemaat 1 tahun di Mojowarno kemudian mendapat tugas di Malang kemudian dipindah ke Suwaru
2
2. Sarno Kromo  
    Setjo
Baptis 1852 di Mojowarno  Memperoleh pendidikan calon pelayan jemaat 1 tahun di Mojowarno. Menjadi Kepala Sekolah di Suwaru 1860-1875 yang kemudian menjadi Aris I / Kepala Desa I di Suwaru
3
3. Daniel 
    Poncokaryo
Adalah nama setelah dibaptis
4
4. Andrian
Tua-tua Jemaat, rumahnya tempat menginap pendeta Kremer waktu kunjungannya pertama ke Suwaru th1874. Melayani cawisan bagi orang-orang yang akan menerima pembaptisan
5
5. Mangun
Berpengalaman dan membantu Kremer pada Maret 1874 dalam melakukan pengobatan bagi warga
6
6. Sakeyus
Pemimpin rombongan penjemput Kreemer di Gondanglegi pada tanggal 22 Maret 1874.  Sakeyus menjadi pemimpin rombongan membuka hutan Peniwen
7
7. Tjakarias
Pada tgl 24 Maret 1874 ia menyertai Pdt Kreemer melakukan eksplorasi di Pager Gunung (Wonolopo/ Wonokerto)
8
8. Ellypas
Anak ke 5 Amon,1860-1890 menjadi guru di Suwaru
9
9. Jelesma
Pendeta Zending di Mojowarno 1852-1858, ia yang membuka jemaat Suwaru
10
10. Harthoom
Pendeta Zending bertugas di Malang 1855-1863,mencakup Suwaru
11
11. Poensen
Pendeta zending di Kediri menggantikan Pdt. Harthoom
12
1874-
1. Asaria
Baptis 13 April 1844 di Surabaya sebelum di Suwaru bertugas di jemaat Bongsorejo
13

2. Ebenojo
Menjadi guru di Suwaru 1875-1890, Kemudian melayani Jemaat Suwaru yang pada tahun 1926 disebut sebagai Pendeta Jawa tertua usianya, dan menjadi peletak batu penjuru pembangunan Sekolah Teologia Balewiyata.
14
1874-1894
J.Kreemer
Pendeta Zending yang bertugas di Suwaru, Pada masa Pdt Kreemer itulah Tuwung dan taplak bujono tadi didapat Jemaat kita.
15
1895-1907
Louwerier
Pendeta Zending yang bertugas di Suwaru tiba 17 Desember 1895. Ia juga sebagai pengasuh jemaat di Karesidenan Pasuruan (Malang waktu itu ikut Karesidenan Pasuruan)
Pada masa Louwer
16
1908-1937
de Vries
Pendeta Zending, tahun 1908 pindah ke Suwaru. Pada tahun 1912 pembangunan dan peresmiaan gedung gereja yang digunakan sampai sekarang, lonceng bertulisan Tanah Welandi Swaroe 1911 menjadi benda bersejarah bagi Suwaru
17
1937-?
O. Dedecker
Pendeta Zending pindahan dari Bondowoso
18
Sekitar 1930
Sarjono Ram
Sarjono Ram 1925-1927 menempuh Sekolah Pendidikan Pendeta Jawa di Kediri
19
Sekitar 1935
Wiryodarmo
Berdasar penuturan Intyasharjo Setjo
20
1940-1945
Lukas
Salah satu bukti, ia adalah pendeta yang menandatangani kartu tanda baptis Susetyoadi Setjo
21
Sekitar 1949
Susilo
Melayani ibadah anak
22
Sekitar 1950
Sumilirno
Melayani ibadah anak
23
Sekitar 1950
Wintjoro
Melayani ibadah anak, ia kakak Sulihaji Daud dan cicit Daniel Poncokaryo
24
±1949-1956
Noersaid Setjo
Wafat 9-3-1956 waktu masih menjadi pendeta di Suwaru. ia adalah cucu Sarno Kromo Setjo
25
1957-±1964
Suwoto Timin
Berakhir melayani di Suwaru karena memasuki masa pensiun
26
1966-1969
Sarjono Ram
Sesudah Suwaru komplang karena pendeta Suwoto Timin pensiun/ emiritus
27
1970-1979
Tamsir
memasuki masa pensiun   pendeta,  tinggal berada di Suwaru
28
1980-±1984
Widayat Misro
sebagai catatan ia menandatangani kartu tanda pembaptisan tahun 1980 dan tgl 3-7-1983 menjadi saksi penanda tanganan dalam serah terima jabatan Kepala Sekolah SMP YBPK Suwaru
29
±1985-1987
Prasodjo Sampuro
Pendeta Konsulen( dari Wonorejo)
30
1987-1998
Gideon Yoram
Tiba di Suwaru 27 Desember 1987, ia keturunan Adrian
31
1998-2000
Maswandi Andreas
Tiba di Suwaru April 1998
32
2000-2002
Prasetyo Rasmo
Pendeta Konsulen (dari Gadang)
33
2002-2005
Ngadianto
Ibadah Pelantikan 22 September 2002
34
2005-2006
Sucipto Adi
Pendeta Konsulen (dari Sumberpucung)
35
2006-2008
Yohanes Puji
Pendeta Konsulen (dari Wonorejo)
36
2008-2017
Kristianto
Tiba di Suwaru - Oktober 2017
        P

37.  2017- ...   Sungkono          Tiba di Suwaru: Oktober 2017 sd ...


Penyajian perkembangan pelayanan gereja bidang pendidikan hingga surutnya



Pendidikan Luar Sekolah
abad ke- 19 s/d awal abad ke-20 (1860 – 1907)

1. Pendidikan Luar Sekolah
          Pada tahun 1860 – 1875 sekolah hanya dilayani oleh dua orang yaitu Sarno Kromo Setjo sebagai Kepala Sekolah dan Ellypas sebagai pembantu. Ditinjau dari usianya pada tahun 1860 Sarno Kromo Setjo diperkirakan berumur 16 tahun sedangkan Ellypas kira-kira 5 tahun, Ellypas berperan menemani anak-anak yang belajar. Guru melaksanakan tugasnya tanpa ada Sp, dan tujuan layanan sekolah ialah agar anak-anak tidak buta huruf, karena itu penyelenggaraan sekolah pada waktu itu tergolong Pendidikan Luar Sekolah.

Pada tahun 1875 pemikiran tentang perbaikan sekolah tetap menjadi perhatian Kreemer. Upaya orang Suwaru untuk melakukan hal-hal yang baik mendapat dukungan moral dari seorang Bupati (Regent) Malang yang diucapkan dalam acara peringatan 60 tahun dinasnya yang pada waktu itu dihadiri pula wakil-wakil dari Suwaru. Warga Suwaru setia mengumpulkan uang untuk persiapan pembangunan sekolah dan gereja. Kyai Sacharias (Tjakarias) aktif membantu membuat laporan mingguan tentang pekerjaannya, tentang kejadian di sekolah dan jemaat. Kreemer mempunyai 8 pembantu pendidik yang disebut kweekelingen yang disuruh keliling di daerah Malang untuk mengadakan eksplorasi tentang barang-barang kuno dan sumber-sumbernya.






12 Nama Guru Pelopor di Suwaru abad ke- 19 s/d awal abad ke- 20 (1860 – 1907)

Pendidikan Luar Sekolah
No.
Tahun
Nama
Jabatan
Keterangan
1
1860 - 1875
1. Kromo Setjo (1)
2. Ellypas (2)
Kepala Sekolah
Pembantu
Guru-guru pada waktu itu :
a.  tanpa Sp
b.  sifatnya sementara
c.  hanya menghendaki supaya anak-anak tidak buta huruf
2
1875 - 1890
1. Ellypas
2. Ebenoyo (3)
3. Markus (4)
4. Niroso Setjo (5)
5. Kardi Setjo (6)
Kepala Sekolah
Pembantu

3
1890 - 1907
1. Adi Djosep (7)
2. Jatno (8)
3. Tisno (9)
4. Ertimin (10)
5. Stepanus (11)
6. Nganurwan (12)
Kepala Sekolah
Pembantu
a.  guru sudah mempunyai Sp
b.  Sifatnya sementara

7. Penyajian perkembangan pelayanan gereja bidang kesehatan
Pelayanan Kesehatan yang tercatat pada profil Jemaat kita sejak  tanggal 21 Maret 1874, sudah terorganisir dalam menangani warga yang menderita sakit, sekalipun dengan bimbingan Kremer.
Administrasi dalam layanan di bidang kesehatan dilakukan dengan cermat, dilakukan pencatatan tentang nama, tempat tinggal dan penyakit orang-orang yang datang berobat. Dalam kegiatan ini Kreemer dibantu oleh pak Mangoen yang disebut sebagai orang yang berpengalaman.
Dalam perkembangannya Di Suwaru didirikan poliklinik untuk melaksanakan kegiatan layanan kesehatan. kemudian dibangun Rumah Sakit Pembantu pada tahun 1913. Yang letaknya di Selatan kapanditan, Gereja ke arah selatan.

M. Adrian (1882 – 1973) dan Rasimah (1887 – 1983) adalah pasangan suami isteri yang bekerja di bidang medis. M. Adrian sebagai mantri kesehatan sedangkan Rasimah sebagai bidan pada masa lalu. Pada tahun 1950-an dan sebelumnya yang bekerja di bidang kesehatan adalah Gunawan Martowijoto (1901 – 1969).

Sekarang  . . . Pelayanan pendidikan dan kesehatan sangat menjadi perhatian utama oleh pemerintah menurut perkembangannya, dari masa awal kemerdekaan hingga sekarang ini.
Anak-anak didik yang ditempa di sini dulu telah melahirkan banyak individu-individu yang berperan aktif bersama pemerintah maupun swasta . . .





8.         (pengakuan keadaan hingga sekarang)
        Begitu sejarah para pendahulu kita, memulai kehidupan di tempat baru. Dari zaman penjajahan-kemerdekaan hingga   zaman Reformasi - globalisasi ini.
Memang benar    falsafah    hidup seperti “lilin yang menyala” sekecil apapun terang kita pasti akan memberi arti   bagi kehidupan sekitarnya
Apa tugas kita dalam hidup ini?. Seperti lilin itu . . . memberi “arti-terang” dalam kehidupan ini, dimanapun kita berada.... di tempat kerja ataupun di manapun sedang beraktifitas
        Dari 12 lentera menjadi tak terhitung jumlah terangnya dari Amon dan kelompoknya di tahun 1957 tiba di desa ini, sehingga menjadi 1.421 jiwa warga jemaat kita,   dalam   kurun 155 tahun.  belum lagi anak cucu cicit jemaat yang tersebar dari kota Medan sampai Merauke             
       

Kita patut bersyukur pada Allah yang telah  menata hidup umatNya
        secara teroganisir dengan didirikan gedung tempat ibadah, gereja ini,
        101 tahun yang lalu.
        dari kondisi gereja awal “itu” hingga wujud seperti ini, Allah selalu
        beserta kita. Seperti sesanti yang tertulis di mimbar utama
        Gereja kita dengan huruf Jawa Allah anunggil kalawan kita
Ya dan amin. Dan itu!, akan menjadi tema besar pada setiap Natal dalam
kehidupan kita, adalah Imanuel ! Tuhan beserta kita

          Kelahiran Yesus di Bumi / NATAL adalah wujud Imanuel

5 komentar:

  1. Pak.dhe klo amon itu trah keturunan dari siapa....matur sembah nuhun

    BalasHapus
  2. Terima kasih...Tulisan yang sangat bagus karena didukung data yang kuat.

    BalasHapus
  3. Trimakasih para sejarahwan yg telah membukukan/ mencatat tentang sejarah SUWARU..semoga berlanjut dan ada penerus nya para penulis sejarah ini.TUHAN MEMBERKATI AMIN

    BalasHapus
  4. Yosef Krisetyo NugrohoDesember 27, 2023 10:18 AM

    Saya sendiri adalah keturunan putu Mashadi setjo, buyut dari Niscoyo Setjo, canggah Sarno Kromo Setjo, serta wareng dari Ki Amon dan sangat tertarik dengan sejarah Suwaru dan leluhur saya.... tulisan ini sangat membantu...

    BalasHapus

Jadikan dan berikan komentar anda sebagai refleksi diri bukannya mengomentari kejelekan dan kekurangan kami