Syalom aleichem b,shem yesua hamasiach.
Renungan pagi hari ini dgn tema:
"Mengandalkan Allah
ataukah berharap
kepada pasukan berkuda ?"
Kehidupan manusia di dunia ini identik dengan perjuangan. Siapa yang masih ingin hidup di dunia ini berarti harus siap berjuang, siap menghadapi tantangan, siap menghadapi pergumulan serta berbagai permasalahan hidupnya.
Begitu banyak orang yang mengalami takut, khawatir, galau, gelisah bahkan putus asa karena harus berhadapan dengan pergumulan dan permasalahan yang berat.
Hal serupa juga dialami oleh Raja Yosafat.
2 Tawarikh 20:2-4 (TB) Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin,
dari Edom,
menyerang tuanku.
Sekarang mereka di Hazezon-Tamar,
" yakni En-Gedi.
Yosafat menjadi takut,
lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.
Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN.
Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. .
Dalam situasi sangat ketakutan karena menghadapi musuh dengan kekuatan besar, Raja Yosafat telah mengambil keputusan yang benar... yaitu mencari Tuhan dengan kesungguhan hati.
Raja Yosafat mengajak seluruh rakyat berkumpul untuk memohon pertolongan hanya kepada Allah. Ia percaya akan setiap Firman yang akan dinubuatkan oleh nabi-nabi Allah.
2 Tawarikh 20:20 (TB) Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa.
Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat,
dan berkata:
"Dengar,
hai Yehuda dan penduduk Yerusalem!
Percayalah kepada TUHAN,
Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!
Percayalah kepada nabi-nabi-Nya,
dan kamu akan berhasil!"
Saudaraku terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Bukankah sering pula kita diperhadapkan kepada hal yang serupa dengan apa yang dialami Raja Yosafat? Lantas keputusan apakah yang hendak diambil ?
Ingat saudaraku, di sekitar kita ada kekuatan Mesir, kuda-kuda pilihan serta pasukan berkuda. Kekuatan besar lainnya pun banyak ditawarkan kepada kita.
Pertolongan merekapun secara instan dapat diperoleh
Tetapi Firman Allah mengingatkan kepada kita:
Yesaya 31:1, 3 (TB) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan,
yang mengandalkan kuda-kuda,
yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak,
dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus,
Allah Israel,
dan tidak mencari TUHAN.
Sebab orang Mesir adalah manusia,
bukan allah,
dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah,
bukan roh yang berkuasa.
Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya,
tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu,
dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Jangan ambil keputusan yang salah sebab Raja Yosafat sudah memberi teladan yang tepat.
Mari kita berharap hanya kepada Tuhan karena kuasa pertolonganNya sudah terbukti.
Mazmur 130:7 (TB) Berharaplah kepada TUHAN,
hai Israel !
Sebab pada TUHAN ada kasih setia,
dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Diingatkan kepada kita bahwa mengandalkan manusia akan menemui kegagalan, kekecewaan bahkan terkutuk; Sebaliknya mengandalkan TUHAN akan mendatangkan berkat yang tak terkira.
Yeremia 17:5-8 (TB) Beginilah firman TUHAN:
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri,
dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun,
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering,
dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
"Roh Kudus tuntunlah kami untuk dapat mengambil keputusan iman yang benar dlama setiap langkah kehidupan ini. Amin.
PD Autopia Malang
Dwi Cahyono
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach,
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman renungan hari ini diambil dari :
*2 Korintus 6:10 (FAYH) Kami berdukacita,
tetapi pada saat yang sama kami bersukacita di dalam Tuhan. Kami miskin,
tetapi kami dapat memberikan kekayaan rohani kepada orang lain.
Kami tidak memiliki apa-apa,
tetapi kami menikmati segala-galanya.*
Dengan tema:
*Kebahagiaan dalam ( Proyek Kasih) PK*
Beberapa waktu yang lalu saat ibadah minggu, ini adalah salah satu ayat yang di renungkan, saat saya membacanya dalam terjemahan lain karena terjemahan baru cukup sulit saya pahami, ternyata ayat ini cocok banget dengan apa yang saya alami saat ini.
Ayat ini adalah pengalaman Paulus dalam pelayanannya, dan ternyata saat ini kita pun mengalami hal yang sama saat kita melakukan PK, coba kita renungkan ayat ini bait demi bait.
*1. Kami berdukacita, tetapi pada saat yang sama kami bersukacita di dalam Tuhan.*
Dalam melakukan PK, kita juga mengalami dukacita (penderitaan), baik itu karena kita harus meninggalkan keluarga, bahkan ada yang meninggalkan pekerjaan, mungkin harus berjalan jauh, naik atau turun, bermacet-macet ria, panas-panasan, atau bahkan berhujan-hujanan.
Namun ternyata pada saat yang sama, kita bergembira, bersukacita, penderitaan atau dukacita itu tidak membuat kita merasa sedih
*2. Kami miskin, tetapi kami dapat memberikan kekayaan rohani kepada orang lain.*
Kita semua yang melakukan PK, pasti merasa miskin (dalam hal rohani), masih belum benar, masih banyak salahnya (dalam melakukan kehendakNya), masih jauh dari sempurna, tetapi hal itu tidak membuat kita undur dalam PK, kalau nunggu kita benar, pastinya kita sudah dipanggil, dan tidak bisa PK lagi, jadi memang dalam keadaan rohani yang masih miskin ini kita bisa membuat orang lain kaya rohani (imannya bertumbuh), makin dikuatkan, makin yakin kepada Tuhan Yesus, makin melekat kepada Tuhan Yesus, imannya diperbaharui.
*3. Kami tidak memiliki apa-apa, tetapi kami menikmati segala-galanya.*
Banyak pelaku-pelaku PK ini yang dalam kekurangan, baik secara finansial, baik kesehatan (masih dalam kondisi sakit), bahkan sudah sepuh, atau hanya sekedar gak ada kendaraan, namun saat PK bisa nunut (seperti orang punya kendaraan), gak punya uang, tetapi bisa kemana-mana, bahkan bisa keliling kota, bisa ke Ponorogo, ke Lumajang, ke Bondowoso dan tempat-tempat lain walaupun dompet kosong sekalipun, jadi seperti orang berduit yang bisa kemana-mana ya.
Jadi, ternyata, apa yang dialami Paulus saat itu, sekarang kita juga mengalaminya, seperti karya Roh hari Selasa yang lalu, pelayanan PK ini sudah sesuai dengan penggenapan firmanNya, dengan begitu, kita harus semakin semangat lagi dalam melakukan PK, buat yang belum, ayo ikutan, karena...
*2 Korintus 6:2b (TB) Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu;
sesungguhnya,
hari ini adalah hari penyelamatan itu.*
Ayo makin semangat melakukan Proyek Kasih dari Allah ini agar bisa merasakan dan berbagi berkat dari Tuhan Yesus yang sungguh sangat luar biasa sebab IA berfirman dalam
1 Timotius 6:6 (TB) *Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.*
Tuhan Yesus memberkati, amin
*PD Autopia Malang*
Andika Zakaria
Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Maschiach.
*MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN*
Mazmur 29:1-3 (TB) Mazmur Daud. Kepada TUHAN,
hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya,
sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!
Suara TUHAN di atas air,
Allah yang mulia mengguntur,
TUHAN di atas air yang besar.
Para saudaraku terkasih dalam Kristus,kita semua pasti pernah mengalami adanya badai melanda kehidupan kita. Dalam keadaan seperti itu kita sering bingung harus berbuat apa. Hal itu terjadi karena kita sering hanya mengutak-atik keadaan yang kita hadapi dengan hanya berpikir dan bertindak menurut akal budi kita. Kita menjadi semakin bingung dan akhirnya tidak mendapatkan jawaban yang tepat guna.
Daud, yang pernah mengalami badai kehidupan karena kesalahannya sendiri,segeralah ia_*introspeksi diri*_.
Daud telah memberikan contoh yang baik,yaitu ketika ia ditegur Natan perihal perselingkuhanya dengan Batsyeba, yang mengakibatkan kematian anaknya yang lahir dari perselingkuhannya, Raja Daud segera berdoa.
Mazmur 51:1-2 (TB) Untuk pemimpin biduan.
Mazmur dari Daud,
(51-2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
(51-3) Kasihanilah aku,
ya Allah,
menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
(51-4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Daud telah melakukan introspeksi diri dengan segala kejujuran hatinya.
Tuhan adalah sumber kasih yang tidak pernah habis, asalkan kita datang kepada-Nya dengan hati yang hancur dan mengakui dengan jujur segala dosa dan kesalahan, Tuhan pasti mengampuni.
Mazmur 51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,
basuhlah aku,
maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Bagaimana jika badai terjadi karena serangan iblis, seperti yang dialami Ayub?
Tidak ada jalan lain selain *harus makin melekat kepada Tuhan dan meningkatkan iman percaya kita kepada-Nya*
1 Petrus 5:8-10 (TB) Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu,
si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Dan Allah,
sumber segala kasih karunia,
yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal,
akan melengkapi,
meneguhkan,
menguatkan dan mengokohkan kamu,
sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Dalam menghadapi badai kehidupan, jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan sendiri karena sebenarnya manusia itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Yeremia 10:23 (TB) Aku tahu,
ya TUHAN,
bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.
Dalam firman pada awal renungan ini :
(Mzm 29:1-3) Daud mengajak kita semua,
ketika berada dalam badai untuk benar-benar sujud menyembah disertai kekudusan kepada Tuhan yang benar-benar dahsyat dan besar kekuatan dan kuasa-Nya.
Para saudaraku terkasih, badai kehidupan diperkenan Tuhan untuk terjadi supaya kita peka akan firman Tuhan dan berubah dari perilaku lama kita yang mengutamakan akal budi/ kepintaran kita, sehingga kita tidak lagi menganggap/merasa diri sendiri hebat dan kuat. Hidup orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah hidup untuk memuliakan-Nya dengan berserah diri secara total kepada-Nya dan selalu berupaya menjaga kekudusan hidup, adalah hidup untuk lebih mengutamakan kepentingan Tuhan. Caranya? Mengandalkan firman-firman-Nya yang senantiasa membimbing kita untuk hidup benar seturut rencana dan kehendak-Nya. Amin.
*PD Autopia Malang*.
*Susi Indung*
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach,
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,
renungan siang ini diambil dari:
Ibrani 10:26-27 (TB) *Sebab jika kita sengaja berbuat dosa,
sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.*
Dengan tema:
*Dosa membuat sengsara*
Saudaraku, kita tahu karena perbuatan dosa leluhur kita Adam dan Hawa, maka dampak dari dosa itu terus ada dalam kehidupan setiap manusia yaitu kesengsaraan dan kematian kekal. Namun sungguh hanya karena kasih karunia Allah terhadap manusia, maka IA berkenan untuk menyelamatkan manusia dari dosa, melalui Yesus Kristus yang adalah perantara antara manusia dengan Allah.
Ibrani 9:15 (VMD) *Jadi,
Kristus adalah Perantara bagi perjanjian baru dari Allah untuk umat-Nya.
Ia membawa perjanjian itu supaya umat-Nya yang dipanggil oleh Allah dapat menerima yang dijanjikan-Nya.
Mereka dapat menerimanya untuk selama-lamanya karena Kristus mati untuk membayar dosa manusia yang dilakukan di bawah perjanjian yang pertama.
Ia mati untuk membebaskan manusia dari dosa.*
Sehingga kita yang sudah dibebaskan dari dosa ini seharusnya tidak boleh dengan sengaja untuk berbuat dosa lagi, sebab sudah tidak ada lagi korban penebusan itu, justru yang ada adalah kematian atau kesengsaraan yang mengerikan, sebab DIA sudah berfirman
Imamat 26:21 (TB) *Jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku dan kamu tidak mau mendengarkan Daku,
maka Aku akan makin menambah hukuman atasmu sampai tujuh kali lipat setimpal dengan dosamu.*
Betapa mengerikan hukuman Allah jika kita tetap dengan sengaja berbuat dosa, karena Allah akan menggajar tujuh kali lipat akibat dosa kita. Jika demikian seharusnya kita harus hidup takut akan Allah, hidup penuh hormat terus berjuang untuk mendapatkan kekudusan Allah.
Dampak dari perbuatan dosa yang adalah kesengsaraan itu, karena walau kita berkali-kali berdoa Allah tidak mendengar.doa kita, sebab Allah kita adalah kudus, bagaimana kita yang penuh dosa ini bisa bertemu denganNya, maka genaplah apa yang dinubuatkan dalam
Yesaya 1:15 (TB) *Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku,
bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya,
sebab tanganmu penuh dengan darah*.
Jadi sangat jelas sekali Allah memalingkan mukaNya dan tidak mendengar doa kita, karena perbuatan dosa dan kejahatan yang kita lakukan di hadapanNya, maka seperti Adam dan Hawa ketika mereka jatuh kedalam dosa, Allah mengusirnya dari taman Eden yang penuh sukacita dan damai sejahtera Allah, sehingga hidupnya mengalami kesengsaraan.
Hal inipun pasti terjadi pada hidup kita, jika kita yang sudah mengenal kebenaran Kristus lalu dengan sengaja berbuat dosa, pastilah hukuman kesengsaraan akan kita terima, oleh karena itu berbaliklah dan bertobatlah dari tingkah langkah kita yang salah, segera datang mendekat dan mohon ampun !. Siapa tahu Allah menyesal atas ancaman hukumannya kepada kita
Yoel 2:12-14 (TB) "Tetapi sekarang juga,
"demikianlah firman TUHAN,
*"berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa,
dengan menangis dan dengan mengaduh."*
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada TUHAN,
Allahmu,
sebab Ia pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia,
dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
*Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal,
dan ditinggalkan-Nya berkat,
menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.*
Jelas sudah akibat dosa akan membawa kesengsaraan dan kebinasaan, tapi jika kita dengan sungguh-sungguh datang mau menyesal dan bertobat, maka Allah akan menyesal atas ancaman dan hukuman yang akan diberikan kepada kita, sehingga berkat keselamatan, sukacita akan kita terima.
Karena itu pergunakanlah waktu yang tersisa ini untuk terus berjuang hidup dalam kekudusan dan tidak menyerahkan diri ini kepada dosa, tapi pakailah diri ini untuk menjadi senjata kebenaran dan kemuliaan Allah.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach
Damai sejahtera Allah dalam Kristus menyertai kita,
renungan pagi hari ini dengan tema
*TERUSLAH MEMBANGUN..!*
*1 Korintus 3:10-13* (TB) Sesuai dengan kasih karunia Allah,
yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya.
*Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya.*
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Saudara terkasih dalam Kristus,
Ketika seseorang akan membangun/ mendirikan sebuah rumah, maka akan dibuat terlebih dahulu sebuah pondasi, dasar yang akan menopang sebuah bangunan..kedalaman pondasi dan susunan batu-batu yang akan menyangga bangunan itulah yang nanti akan menentukan kekuatan sebuah rumah, seperti perumpamaan TuhanYesus tentang bangunan di *Matius 7:24-27*
Dalam kehidupan rohani kita, pondasi atau dasar itu, kita semua sudah mengerti, adalah iman *(Ibrani 11:1)*. Setelah iman itu timbul dari pendengaran, seperti tertulis di
*Roma 10:17 (TB)* *Jadi, iman timbul dari pendengaran,
dan pendengaran oleh firman Kristus.*
Yang tidak kalah penting adalah bagaimana pembangunan di atas dasar ini selanjutnya... Setelah Kristus yang menjadi Batu Penjuru, adalah tanggung jawab kita untuk meneruskan pemasangan "bata demi bata" di atasnya..
Sudah waktunya bangunan kita menjadi "lebih tinggi".. ada progress yang nampak di dalam hidup kita (seharusnya), dan seberapa tinggi "bata" itu tersusun, hanya kita dan Allah yang tahu..
Dengan pengajaran yang selama ini telah kita dapatkan melalui Karya Roh Kudus, melalui firman-firman yang kita dengar, kita baca dan pelajari, sekarang ini adalah waktunya kita untuk menerima makanan yang lebih keras,
*Ibrani 5:14 (TB)* *Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai panca indera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.*
Karena itu, _mau tidak mau,_ kita harus terus mengupayakan pertumbuhan rohani kita, supaya kita semakin kuat dan terlatih dalam iman, tidak manja karena terbuai dengan mujizat-mujizat saja, tetapi semakin teguh, karena dasar yang telah diletakkan bukan lah sembarang dasar.., bukan batu sembarang batu, tetapi Batu Penjuru Sejati yaitu Tuhan Yesus sendiri.., ingatlah..
*Kolose 2:6-7* (TB) Kamu telah menerima Kristus Yesus,
Tuhan kita.
Karena itu hendaklah *hidupmu tetap di dalam Dia.*
Hendaklah kamu *berakar di dalam Dia* dan *dibangun di atas Dia*,
hendaklah kamu *bertambah teguh dalam iman* yang telah diajarkan kepadamu,
dan *hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.*
Saudara terkasih, inilah salah satu kehendak TuhanYesus dalam hidup kita, supaya kita berakar dan dibangun di atas dasar yang benar-benar kuat.. supaya ketika bangunan iman kita sudah semakin terbentuk tinggi, ketika kita menghadapi api ujian, kita tetap teguh dan tak tergoyahkan, tak mudah terbakar oleh api, .. kita harus terus berupaya supaya iman itu menjadi iman yang terus bertumbuh, iman yang selangkah demi selangkah terus maju dan menunjukan grafik naik..
*2 Petrus 1:5-8* (TB) *Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan,
dan kepada kebajikan pengetahuan,*
*dan kepada pengetahuan penguasaan diri,
kepada penguasaan diri ketekunan,
dan kepada ketekunan kesalehan,*
*dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara,
dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.*
*Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah,
kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus,
Tuhan kita.*
Hal yang mudah untuk diucapkan, tetapi sangat sulit dilakukan.., tetapi yakin dan percayalah, Tuhan Yesus pasti menyertai bila kita sungguh-sungguh berserah padaNya, tak ada yang mustahil bagiNya.. karena Dasar yang Kuat itu tidak kemana-mana, tetapi ada bersama-sama dengan kita, bahkan di dalam hati kita masing-masing, tergantung bagaimana kita "membangun" nya..
Tetaplah mendekat, bahkan melekat, bangun terus persekutuan denganNya, membaca dan mempelajari serta terus berupaya melakukan kehendakNya, supaya penyertaanNya dalam pembangunan iman kita semakin nyata..dan hidup kita berkenan di hadapanNya..
Selamat pagi, tetap bersemangat,..
Tuhan Yesus memberkati..
PD AUTOPIA Malang
hasannysantoso
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach,
saudara - saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
berkat FirmanNya di siang hari ini
bertemakan:
*Jangan Salfok*
*(Salah Fokus)*
Dasar firman:
📖 *1 Korintus 7: 31* *Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya.
Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.*
_✝Versi bahasa Indonesia sehari-hari_
*Dan orang yang berkecimpung dalam hal - hal dunia, hendaklah hidup seolah-olah ia tidak disibuki hal-hal itu.Sebab tidak lama lagi dunia ini, dalam keadaannya sekarang, akan lenyap!*
Suatu sore, Sere anak bungsu saya berkata *Ma.. kalau Tuhan Yesus datang.. apa yang Sere punya.. mainan lucu-lucu.. tas-tas.. dan baju-baju bagus akan hilang lenyap ya, ma.. ditinggal ya, ma.. jadi kita tidak boleh membawa barang-barang keduniawian ya, ma..*
Ungkapan sederhana dari seorang anak kecil ini membuat saya tersenyum sepertinya sepele tapi bagi saya pernyataannya itu penuh hikmat dan bermakna karena Bapa sedang mengingatkan saya seperti di
*Mazmur 103 :14-16 Sebab Dia sendiri tahu apa kita,
Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput,
seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
apabila angin melintasinya,
maka tidak ada lagi ia,
dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.*
Bagi dunia ini, kekayaan dan kehormatan adalah simbol kejayaan dan kebanggaan diri (prestisius). Manusia duniawi lebih mengutamakan kekayaan, kehebatan dan kebanggaan hidup yang dimiliki yang sebenarnya sangatlah terbatas, bisa dihitung dengan jari ( dibanding dengan kekayaan dan kemuliaan Bapa sangat tidak terbatas seperti di
*1 Tawarikh 29:12*. Bahkan manusia duniawi lebih suka untuk menggenggam kekayaan dengan kuat seolah jangan sampai terlepas, bahkan menumpuk kekayaan untuk persediaan masa depan.
Ini yang dimaksud dengan *salah fokus*.
Mari kita renungkan bersama apa yang Bapa kehendaki supaya *tidak salah fokus* :
1. Sadar dan mengerti apa yang kita miliki adalah anugerahNya semata bukan hasil perjuangan kita sendiri dan tentunya Bapa memberi berkat dan anugerah untuk suatu tujuan yang kekal seperti di
*Ulangan 8 : 17 - 18 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan,
Allahmu,
sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan,dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
seperti sekarang ini.*
2. Apa yang kita punya dan miliki adalah bagian dari tujuan dan rencanaNya untuk keselamatan dan menjadi berkat bagi sesama, *tidak salah fokus* hanya untuk memenuhi kepentingan duniawi dan kesenangan pribadi ,karena semuanya adalah milik Bapa seperti di
*Roma 14 :7 -8 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,
dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan,
dan jika kita mati kita mati untuk Tuhan.
Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan*
3. Dengan apapun kondisi dan situasi kita ( apa adanya keberadaan kita), *tidak salah fokus* pada hal - hal yang sia-sia, tetapi fokus mengikuti keteladanan Bapa dan mau dengan tulus melakukan pekerjaan-pekerjaanNya seperti di
*Yohanes 14 :12 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.
Sebab aku pergi kepada Bapa;*
Oleh karena itu saudara-saudaraku marilah kita bersama-sama belajar dan berjuang mengarahkan kehidupan kita *tidak salah fokus* pada hal-hal yang bisa mendukakan hati Bapa tetapi berani melepaskan hal - hal keduniawian dan kesia-siaan, dan bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang dan tidak bergeser dari pengharapan injil seperti di
*Kolose 1:23 (TB)*
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman,
tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit,
dan yang aku ini,
Paulus,
telah menjadi pelayannya.
Sehingga hidup kita boleh berkenan di hadiratNya dan dimampukan untuk bersaksi mengatakan bahwa hidup ini milik Bapa untuk kemuliaan namaNya saja seperti di
*Mazmur 146 : 1 -2 Haleluya!
Pujilah Tuhan,hai jiwaku!
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup,
dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.*
KiraNya renungan ini boleh menjadi berkat bagi kita semua.
Haleluya..Amin!
Matur nuwun, Gusti Yesus
*PD Betlehem Surabaya*
Ninis Atmodjo
_Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Machiah_
Topik regi hari ini adalah:
*Mengucap Syukur*
_“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur..”_ *
(Filipi. 4: 6).*
Manusia banyak yang berpendapat bahwa hidup ini adalah sesuatu yang penuh dengan ketidakpastian, bahkan sesuatu yang dianggap pastipun hanyalah sebuah ketidakpastian. Namun, kita beriman bahwa: _“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”_ *(Roma. 8: 28).*
Dengan demikian ketidakpastian itu bagi kita *pasti mendatangkan kebaikan!* Bahkan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun, Ayub memberi contoh menjawab: _"Masakan kita hanya mau menerima apa yang baik dari Allah,
sedangkan yang tidak baik kita tolak?"_ *(Ayub 2: 10b).*
Ayub yakin bahwa kondisi seperti saat itu diperkenan Allah bukan dengan maksud yang tidak baik, sehingga dia tetap setia dan akhirnya segala sesuatunya dilipatgandakan Allah.
Dalam keadaan seberat apapun, dipersyaratkan agar kita tidak kuatir, sebaliknya dikehendaki untuk berdoa dan memohon *disertai ucapan syukur*. Ucapan syukur menjadi *kunci keberhasilan doa*, karena pada ucapan syukurlah terdapat unsur *kerendahan hati*, *loyalitas*, *rasa hormat*, dan *penghargaan yang tinggi* terhadap Allah kita. Sehingga Allah berkenan atas doa yang didasari hal-hal seperti itu.
Marilah kita dengan tekun *terus belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal*, karena bersungut-sungut hanyalah mendatangkan hukuman: _“Hai saudara-saudara, janganlah bersungut-sungut seorang terhadap yang lain, supaya kamu jangan dihukum.
Lihatlah,
Hakim telah berdiri di depan pintu!”_ *(Yakobus. 5: 9 - MILT).*
Selamat beraktivitas *diiringi doa dengan penuh rasa syukur* apapun yang terjadi dalam diri kita! Agar *damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4: 7).* *Haleluya!*
*PD Autopia Malang*
*GunawanWibisono*
Renungan pagi hari ini dgn tema:
"Mengandalkan Allah
ataukah berharap
kepada pasukan berkuda ?"
Kehidupan manusia di dunia ini identik dengan perjuangan. Siapa yang masih ingin hidup di dunia ini berarti harus siap berjuang, siap menghadapi tantangan, siap menghadapi pergumulan serta berbagai permasalahan hidupnya.
Begitu banyak orang yang mengalami takut, khawatir, galau, gelisah bahkan putus asa karena harus berhadapan dengan pergumulan dan permasalahan yang berat.
Hal serupa juga dialami oleh Raja Yosafat.
2 Tawarikh 20:2-4 (TB) Datanglah orang memberitahukan Yosafat: "Suatu laskar yang besar datang dari seberang Laut Asin,
dari Edom,
menyerang tuanku.
Sekarang mereka di Hazezon-Tamar,
" yakni En-Gedi.
Yosafat menjadi takut,
lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN.
Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Dan Yehuda berkumpul untuk meminta pertolongan dari pada TUHAN.
Mereka datang dari semua kota di Yehuda untuk mencari TUHAN. .
Dalam situasi sangat ketakutan karena menghadapi musuh dengan kekuatan besar, Raja Yosafat telah mengambil keputusan yang benar... yaitu mencari Tuhan dengan kesungguhan hati.
Raja Yosafat mengajak seluruh rakyat berkumpul untuk memohon pertolongan hanya kepada Allah. Ia percaya akan setiap Firman yang akan dinubuatkan oleh nabi-nabi Allah.
2 Tawarikh 20:20 (TB) Keesokan harinya pagi-pagi mereka maju menuju padang gurun Tekoa.
Ketika mereka hendak berangkat, berdirilah Yosafat,
dan berkata:
"Dengar,
hai Yehuda dan penduduk Yerusalem!
Percayalah kepada TUHAN,
Allahmu, dan kamu akan tetap teguh!
Percayalah kepada nabi-nabi-Nya,
dan kamu akan berhasil!"
Saudaraku terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus,
Bukankah sering pula kita diperhadapkan kepada hal yang serupa dengan apa yang dialami Raja Yosafat? Lantas keputusan apakah yang hendak diambil ?
Ingat saudaraku, di sekitar kita ada kekuatan Mesir, kuda-kuda pilihan serta pasukan berkuda. Kekuatan besar lainnya pun banyak ditawarkan kepada kita.
Pertolongan merekapun secara instan dapat diperoleh
Tetapi Firman Allah mengingatkan kepada kita:
Yesaya 31:1, 3 (TB) Celakalah orang-orang yang pergi ke Mesir minta pertolongan,
yang mengandalkan kuda-kuda,
yang percaya kepada keretanya yang begitu banyak,
dan kepada pasukan berkuda yang begitu besar jumlahnya, tetapi tidak memandang kepada Yang Mahakudus,
Allah Israel,
dan tidak mencari TUHAN.
Sebab orang Mesir adalah manusia,
bukan allah,
dan kuda-kuda mereka adalah makhluk yang lemah,
bukan roh yang berkuasa.
Apabila TUHAN mengacungkan tangan-Nya,
tergelincirlah yang membantu dan jatuhlah yang dibantu,
dan mereka sekaliannya habis binasa bersama-sama.
Saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Jangan ambil keputusan yang salah sebab Raja Yosafat sudah memberi teladan yang tepat.
Mari kita berharap hanya kepada Tuhan karena kuasa pertolonganNya sudah terbukti.
Mazmur 130:7 (TB) Berharaplah kepada TUHAN,
hai Israel !
Sebab pada TUHAN ada kasih setia,
dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan.
Diingatkan kepada kita bahwa mengandalkan manusia akan menemui kegagalan, kekecewaan bahkan terkutuk; Sebaliknya mengandalkan TUHAN akan mendatangkan berkat yang tak terkira.
Yeremia 17:5-8 (TB) Beginilah firman TUHAN:
"Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia,
yang mengandalkan kekuatannya sendiri,
dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!
Ia akan seperti semak bulus di padang belantara,
ia tidak akan mengalami datangnya keadaan baik; ia akan tinggal di tanah angus di padang gurun,
di negeri padang asin yang tidak berpenduduk.
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN,
yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air,
yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik,
yang daunnya tetap hijau,
yang tidak kuatir dalam tahun kering,
dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.
"Roh Kudus tuntunlah kami untuk dapat mengambil keputusan iman yang benar dlama setiap langkah kehidupan ini. Amin.
PD Autopia Malang
Dwi Cahyono
Shalom Alaichem b'Shem Yeshua Ha Masiach,
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus firman renungan hari ini diambil dari :
*2 Korintus 6:10 (FAYH) Kami berdukacita,
tetapi pada saat yang sama kami bersukacita di dalam Tuhan. Kami miskin,
tetapi kami dapat memberikan kekayaan rohani kepada orang lain.
Kami tidak memiliki apa-apa,
tetapi kami menikmati segala-galanya.*
Dengan tema:
*Kebahagiaan dalam ( Proyek Kasih) PK*
Beberapa waktu yang lalu saat ibadah minggu, ini adalah salah satu ayat yang di renungkan, saat saya membacanya dalam terjemahan lain karena terjemahan baru cukup sulit saya pahami, ternyata ayat ini cocok banget dengan apa yang saya alami saat ini.
Ayat ini adalah pengalaman Paulus dalam pelayanannya, dan ternyata saat ini kita pun mengalami hal yang sama saat kita melakukan PK, coba kita renungkan ayat ini bait demi bait.
*1. Kami berdukacita, tetapi pada saat yang sama kami bersukacita di dalam Tuhan.*
Dalam melakukan PK, kita juga mengalami dukacita (penderitaan), baik itu karena kita harus meninggalkan keluarga, bahkan ada yang meninggalkan pekerjaan, mungkin harus berjalan jauh, naik atau turun, bermacet-macet ria, panas-panasan, atau bahkan berhujan-hujanan.
Namun ternyata pada saat yang sama, kita bergembira, bersukacita, penderitaan atau dukacita itu tidak membuat kita merasa sedih
*2. Kami miskin, tetapi kami dapat memberikan kekayaan rohani kepada orang lain.*
Kita semua yang melakukan PK, pasti merasa miskin (dalam hal rohani), masih belum benar, masih banyak salahnya (dalam melakukan kehendakNya), masih jauh dari sempurna, tetapi hal itu tidak membuat kita undur dalam PK, kalau nunggu kita benar, pastinya kita sudah dipanggil, dan tidak bisa PK lagi, jadi memang dalam keadaan rohani yang masih miskin ini kita bisa membuat orang lain kaya rohani (imannya bertumbuh), makin dikuatkan, makin yakin kepada Tuhan Yesus, makin melekat kepada Tuhan Yesus, imannya diperbaharui.
*3. Kami tidak memiliki apa-apa, tetapi kami menikmati segala-galanya.*
Banyak pelaku-pelaku PK ini yang dalam kekurangan, baik secara finansial, baik kesehatan (masih dalam kondisi sakit), bahkan sudah sepuh, atau hanya sekedar gak ada kendaraan, namun saat PK bisa nunut (seperti orang punya kendaraan), gak punya uang, tetapi bisa kemana-mana, bahkan bisa keliling kota, bisa ke Ponorogo, ke Lumajang, ke Bondowoso dan tempat-tempat lain walaupun dompet kosong sekalipun, jadi seperti orang berduit yang bisa kemana-mana ya.
Jadi, ternyata, apa yang dialami Paulus saat itu, sekarang kita juga mengalaminya, seperti karya Roh hari Selasa yang lalu, pelayanan PK ini sudah sesuai dengan penggenapan firmanNya, dengan begitu, kita harus semakin semangat lagi dalam melakukan PK, buat yang belum, ayo ikutan, karena...
*2 Korintus 6:2b (TB) Sesungguhnya, waktu ini adalah waktu perkenanan itu;
sesungguhnya,
hari ini adalah hari penyelamatan itu.*
Ayo makin semangat melakukan Proyek Kasih dari Allah ini agar bisa merasakan dan berbagi berkat dari Tuhan Yesus yang sungguh sangat luar biasa sebab IA berfirman dalam
1 Timotius 6:6 (TB) *Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.*
Tuhan Yesus memberkati, amin
*PD Autopia Malang*
Andika Zakaria
Shalom Aleichem b'shem Yeshua ha Maschiach.
*MENGHADAPI BADAI KEHIDUPAN*
Mazmur 29:1-3 (TB) Mazmur Daud. Kepada TUHAN,
hai penghuni sorgawi, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!
Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya,
sujudlah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan!
Suara TUHAN di atas air,
Allah yang mulia mengguntur,
TUHAN di atas air yang besar.
Para saudaraku terkasih dalam Kristus,kita semua pasti pernah mengalami adanya badai melanda kehidupan kita. Dalam keadaan seperti itu kita sering bingung harus berbuat apa. Hal itu terjadi karena kita sering hanya mengutak-atik keadaan yang kita hadapi dengan hanya berpikir dan bertindak menurut akal budi kita. Kita menjadi semakin bingung dan akhirnya tidak mendapatkan jawaban yang tepat guna.
Daud, yang pernah mengalami badai kehidupan karena kesalahannya sendiri,segeralah ia_*introspeksi diri*_.
Daud telah memberikan contoh yang baik,yaitu ketika ia ditegur Natan perihal perselingkuhanya dengan Batsyeba, yang mengakibatkan kematian anaknya yang lahir dari perselingkuhannya, Raja Daud segera berdoa.
Mazmur 51:1-2 (TB) Untuk pemimpin biduan.
Mazmur dari Daud,
(51-2) ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
(51-3) Kasihanilah aku,
ya Allah,
menurut kasih setia-Mu,
hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar!
(51-4) Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku,
dan tahirkanlah aku dari dosaku!
Daud telah melakukan introspeksi diri dengan segala kejujuran hatinya.
Tuhan adalah sumber kasih yang tidak pernah habis, asalkan kita datang kepada-Nya dengan hati yang hancur dan mengakui dengan jujur segala dosa dan kesalahan, Tuhan pasti mengampuni.
Mazmur 51:9 Bersihkanlah aku dari pada dosaku dengan hisop, maka aku menjadi tahir,
basuhlah aku,
maka aku menjadi lebih putih dari salju!
Bagaimana jika badai terjadi karena serangan iblis, seperti yang dialami Ayub?
Tidak ada jalan lain selain *harus makin melekat kepada Tuhan dan meningkatkan iman percaya kita kepada-Nya*
1 Petrus 5:8-10 (TB) Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu,
si Iblis,
berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.
Lawanlah dia dengan iman yang teguh,
sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.
Dan Allah,
sumber segala kasih karunia,
yang telah memanggil kamu dalam Kristus kepada kemuliaan-Nya yang kekal,
akan melengkapi,
meneguhkan,
menguatkan dan mengokohkan kamu,
sesudah kamu menderita seketika lamanya.
Dalam menghadapi badai kehidupan, jangan sekali-kali mengandalkan kekuatan sendiri karena sebenarnya manusia itu tidak bisa berbuat apa-apa.
Yeremia 10:23 (TB) Aku tahu,
ya TUHAN,
bahwa manusia tidak berkuasa untuk menentukan jalannya, dan orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya.
Dalam firman pada awal renungan ini :
(Mzm 29:1-3) Daud mengajak kita semua,
ketika berada dalam badai untuk benar-benar sujud menyembah disertai kekudusan kepada Tuhan yang benar-benar dahsyat dan besar kekuatan dan kuasa-Nya.
Para saudaraku terkasih, badai kehidupan diperkenan Tuhan untuk terjadi supaya kita peka akan firman Tuhan dan berubah dari perilaku lama kita yang mengutamakan akal budi/ kepintaran kita, sehingga kita tidak lagi menganggap/merasa diri sendiri hebat dan kuat. Hidup orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah hidup untuk memuliakan-Nya dengan berserah diri secara total kepada-Nya dan selalu berupaya menjaga kekudusan hidup, adalah hidup untuk lebih mengutamakan kepentingan Tuhan. Caranya? Mengandalkan firman-firman-Nya yang senantiasa membimbing kita untuk hidup benar seturut rencana dan kehendak-Nya. Amin.
*PD Autopia Malang*.
*Susi Indung*
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach,
saudaraku yang dikasihi Tuhan Yesus,
renungan siang ini diambil dari:
Ibrani 10:26-27 (TB) *Sebab jika kita sengaja berbuat dosa,
sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran,
maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang durhaka.*
Dengan tema:
*Dosa membuat sengsara*
Saudaraku, kita tahu karena perbuatan dosa leluhur kita Adam dan Hawa, maka dampak dari dosa itu terus ada dalam kehidupan setiap manusia yaitu kesengsaraan dan kematian kekal. Namun sungguh hanya karena kasih karunia Allah terhadap manusia, maka IA berkenan untuk menyelamatkan manusia dari dosa, melalui Yesus Kristus yang adalah perantara antara manusia dengan Allah.
Ibrani 9:15 (VMD) *Jadi,
Kristus adalah Perantara bagi perjanjian baru dari Allah untuk umat-Nya.
Ia membawa perjanjian itu supaya umat-Nya yang dipanggil oleh Allah dapat menerima yang dijanjikan-Nya.
Mereka dapat menerimanya untuk selama-lamanya karena Kristus mati untuk membayar dosa manusia yang dilakukan di bawah perjanjian yang pertama.
Ia mati untuk membebaskan manusia dari dosa.*
Sehingga kita yang sudah dibebaskan dari dosa ini seharusnya tidak boleh dengan sengaja untuk berbuat dosa lagi, sebab sudah tidak ada lagi korban penebusan itu, justru yang ada adalah kematian atau kesengsaraan yang mengerikan, sebab DIA sudah berfirman
Imamat 26:21 (TB) *Jikalau hidupmu tetap bertentangan dengan Daku dan kamu tidak mau mendengarkan Daku,
maka Aku akan makin menambah hukuman atasmu sampai tujuh kali lipat setimpal dengan dosamu.*
Betapa mengerikan hukuman Allah jika kita tetap dengan sengaja berbuat dosa, karena Allah akan menggajar tujuh kali lipat akibat dosa kita. Jika demikian seharusnya kita harus hidup takut akan Allah, hidup penuh hormat terus berjuang untuk mendapatkan kekudusan Allah.
Dampak dari perbuatan dosa yang adalah kesengsaraan itu, karena walau kita berkali-kali berdoa Allah tidak mendengar.doa kita, sebab Allah kita adalah kudus, bagaimana kita yang penuh dosa ini bisa bertemu denganNya, maka genaplah apa yang dinubuatkan dalam
Yesaya 1:15 (TB) *Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku,
bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa,
Aku tidak akan mendengarkannya,
sebab tanganmu penuh dengan darah*.
Jadi sangat jelas sekali Allah memalingkan mukaNya dan tidak mendengar doa kita, karena perbuatan dosa dan kejahatan yang kita lakukan di hadapanNya, maka seperti Adam dan Hawa ketika mereka jatuh kedalam dosa, Allah mengusirnya dari taman Eden yang penuh sukacita dan damai sejahtera Allah, sehingga hidupnya mengalami kesengsaraan.
Hal inipun pasti terjadi pada hidup kita, jika kita yang sudah mengenal kebenaran Kristus lalu dengan sengaja berbuat dosa, pastilah hukuman kesengsaraan akan kita terima, oleh karena itu berbaliklah dan bertobatlah dari tingkah langkah kita yang salah, segera datang mendekat dan mohon ampun !. Siapa tahu Allah menyesal atas ancaman hukumannya kepada kita
Yoel 2:12-14 (TB) "Tetapi sekarang juga,
"demikianlah firman TUHAN,
*"berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu,
dengan berpuasa,
dengan menangis dan dengan mengaduh."*
Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada TUHAN,
Allahmu,
sebab Ia pengasih dan penyayang,
panjang sabar dan berlimpah kasih setia,
dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.
*Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal,
dan ditinggalkan-Nya berkat,
menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.*
Jelas sudah akibat dosa akan membawa kesengsaraan dan kebinasaan, tapi jika kita dengan sungguh-sungguh datang mau menyesal dan bertobat, maka Allah akan menyesal atas ancaman dan hukuman yang akan diberikan kepada kita, sehingga berkat keselamatan, sukacita akan kita terima.
Karena itu pergunakanlah waktu yang tersisa ini untuk terus berjuang hidup dalam kekudusan dan tidak menyerahkan diri ini kepada dosa, tapi pakailah diri ini untuk menjadi senjata kebenaran dan kemuliaan Allah.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
*PD AUTOPIA MALANG*
Wibisono
Shalom Alaichem b'Shem Jeshua HaMasciach
Damai sejahtera Allah dalam Kristus menyertai kita,
renungan pagi hari ini dengan tema
*TERUSLAH MEMBANGUN..!*
*1 Korintus 3:10-13* (TB) Sesuai dengan kasih karunia Allah,
yang dianugerahkan kepadaku, aku sebagai seorang ahli bangunan yang cakap telah meletakkan dasar,
dan orang lain membangun terus di atasnya.
*Tetapi tiap-tiap orang harus memperhatikan,
bagaimana ia harus membangun di atasnya.*
Karena tidak ada seorang pun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Entahkah orang membangun di atas dasar ini dengan emas, perak, batu permata, kayu, rumput kering atau jerami,
sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. Karena hari Tuhan akan menyatakannya, sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu.
Saudara terkasih dalam Kristus,
Ketika seseorang akan membangun/ mendirikan sebuah rumah, maka akan dibuat terlebih dahulu sebuah pondasi, dasar yang akan menopang sebuah bangunan..kedalaman pondasi dan susunan batu-batu yang akan menyangga bangunan itulah yang nanti akan menentukan kekuatan sebuah rumah, seperti perumpamaan TuhanYesus tentang bangunan di *Matius 7:24-27*
Dalam kehidupan rohani kita, pondasi atau dasar itu, kita semua sudah mengerti, adalah iman *(Ibrani 11:1)*. Setelah iman itu timbul dari pendengaran, seperti tertulis di
*Roma 10:17 (TB)* *Jadi, iman timbul dari pendengaran,
dan pendengaran oleh firman Kristus.*
Yang tidak kalah penting adalah bagaimana pembangunan di atas dasar ini selanjutnya... Setelah Kristus yang menjadi Batu Penjuru, adalah tanggung jawab kita untuk meneruskan pemasangan "bata demi bata" di atasnya..
Sudah waktunya bangunan kita menjadi "lebih tinggi".. ada progress yang nampak di dalam hidup kita (seharusnya), dan seberapa tinggi "bata" itu tersusun, hanya kita dan Allah yang tahu..
Dengan pengajaran yang selama ini telah kita dapatkan melalui Karya Roh Kudus, melalui firman-firman yang kita dengar, kita baca dan pelajari, sekarang ini adalah waktunya kita untuk menerima makanan yang lebih keras,
*Ibrani 5:14 (TB)* *Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa,
yang karena mempunyai panca indera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.*
Karena itu, _mau tidak mau,_ kita harus terus mengupayakan pertumbuhan rohani kita, supaya kita semakin kuat dan terlatih dalam iman, tidak manja karena terbuai dengan mujizat-mujizat saja, tetapi semakin teguh, karena dasar yang telah diletakkan bukan lah sembarang dasar.., bukan batu sembarang batu, tetapi Batu Penjuru Sejati yaitu Tuhan Yesus sendiri.., ingatlah..
*Kolose 2:6-7* (TB) Kamu telah menerima Kristus Yesus,
Tuhan kita.
Karena itu hendaklah *hidupmu tetap di dalam Dia.*
Hendaklah kamu *berakar di dalam Dia* dan *dibangun di atas Dia*,
hendaklah kamu *bertambah teguh dalam iman* yang telah diajarkan kepadamu,
dan *hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.*
Saudara terkasih, inilah salah satu kehendak TuhanYesus dalam hidup kita, supaya kita berakar dan dibangun di atas dasar yang benar-benar kuat.. supaya ketika bangunan iman kita sudah semakin terbentuk tinggi, ketika kita menghadapi api ujian, kita tetap teguh dan tak tergoyahkan, tak mudah terbakar oleh api, .. kita harus terus berupaya supaya iman itu menjadi iman yang terus bertumbuh, iman yang selangkah demi selangkah terus maju dan menunjukan grafik naik..
*2 Petrus 1:5-8* (TB) *Justru karena itu kamu harus dengan sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan kepada imanmu kebajikan,
dan kepada kebajikan pengetahuan,*
*dan kepada pengetahuan penguasaan diri,
kepada penguasaan diri ketekunan,
dan kepada ketekunan kesalehan,*
*dan kepada kesalehan kasih akan saudara-saudara,
dan kepada kasih akan saudara-saudara kasih akan semua orang.*
*Sebab apabila semuanya itu ada padamu dengan berlimpah-limpah,
kamu akan dibuatnya menjadi giat dan berhasil dalam pengenalanmu akan Yesus Kristus,
Tuhan kita.*
Hal yang mudah untuk diucapkan, tetapi sangat sulit dilakukan.., tetapi yakin dan percayalah, Tuhan Yesus pasti menyertai bila kita sungguh-sungguh berserah padaNya, tak ada yang mustahil bagiNya.. karena Dasar yang Kuat itu tidak kemana-mana, tetapi ada bersama-sama dengan kita, bahkan di dalam hati kita masing-masing, tergantung bagaimana kita "membangun" nya..
Tetaplah mendekat, bahkan melekat, bangun terus persekutuan denganNya, membaca dan mempelajari serta terus berupaya melakukan kehendakNya, supaya penyertaanNya dalam pembangunan iman kita semakin nyata..dan hidup kita berkenan di hadapanNya..
Selamat pagi, tetap bersemangat,..
Tuhan Yesus memberkati..
PD AUTOPIA Malang
hasannysantoso
Shalom Aleichem b'Shem Yeshua Ha Mashiach,
saudara - saudaraku yang terkasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
berkat FirmanNya di siang hari ini
bertemakan:
*Jangan Salfok*
*(Salah Fokus)*
Dasar firman:
📖 *1 Korintus 7: 31* *Pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya.
Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu.*
_✝Versi bahasa Indonesia sehari-hari_
*Dan orang yang berkecimpung dalam hal - hal dunia, hendaklah hidup seolah-olah ia tidak disibuki hal-hal itu.Sebab tidak lama lagi dunia ini, dalam keadaannya sekarang, akan lenyap!*
Suatu sore, Sere anak bungsu saya berkata *Ma.. kalau Tuhan Yesus datang.. apa yang Sere punya.. mainan lucu-lucu.. tas-tas.. dan baju-baju bagus akan hilang lenyap ya, ma.. ditinggal ya, ma.. jadi kita tidak boleh membawa barang-barang keduniawian ya, ma..*
Ungkapan sederhana dari seorang anak kecil ini membuat saya tersenyum sepertinya sepele tapi bagi saya pernyataannya itu penuh hikmat dan bermakna karena Bapa sedang mengingatkan saya seperti di
*Mazmur 103 :14-16 Sebab Dia sendiri tahu apa kita,
Dia ingat, bahwa kita ini debu.
Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput,
seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga;
apabila angin melintasinya,
maka tidak ada lagi ia,
dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.*
Bagi dunia ini, kekayaan dan kehormatan adalah simbol kejayaan dan kebanggaan diri (prestisius). Manusia duniawi lebih mengutamakan kekayaan, kehebatan dan kebanggaan hidup yang dimiliki yang sebenarnya sangatlah terbatas, bisa dihitung dengan jari ( dibanding dengan kekayaan dan kemuliaan Bapa sangat tidak terbatas seperti di
*1 Tawarikh 29:12*. Bahkan manusia duniawi lebih suka untuk menggenggam kekayaan dengan kuat seolah jangan sampai terlepas, bahkan menumpuk kekayaan untuk persediaan masa depan.
Ini yang dimaksud dengan *salah fokus*.
Mari kita renungkan bersama apa yang Bapa kehendaki supaya *tidak salah fokus* :
1. Sadar dan mengerti apa yang kita miliki adalah anugerahNya semata bukan hasil perjuangan kita sendiri dan tentunya Bapa memberi berkat dan anugerah untuk suatu tujuan yang kekal seperti di
*Ulangan 8 : 17 - 18 Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada Tuhan,
Allahmu,
sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan,dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkanNya dengan sumpah kepada nenek moyangmu,
seperti sekarang ini.*
2. Apa yang kita punya dan miliki adalah bagian dari tujuan dan rencanaNya untuk keselamatan dan menjadi berkat bagi sesama, *tidak salah fokus* hanya untuk memenuhi kepentingan duniawi dan kesenangan pribadi ,karena semuanya adalah milik Bapa seperti di
*Roma 14 :7 -8 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri,
dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri. Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan,
dan jika kita mati kita mati untuk Tuhan.
Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan*
3. Dengan apapun kondisi dan situasi kita ( apa adanya keberadaan kita), *tidak salah fokus* pada hal - hal yang sia-sia, tetapi fokus mengikuti keteladanan Bapa dan mau dengan tulus melakukan pekerjaan-pekerjaanNya seperti di
*Yohanes 14 :12 Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu.
Sebab aku pergi kepada Bapa;*
Oleh karena itu saudara-saudaraku marilah kita bersama-sama belajar dan berjuang mengarahkan kehidupan kita *tidak salah fokus* pada hal-hal yang bisa mendukakan hati Bapa tetapi berani melepaskan hal - hal keduniawian dan kesia-siaan, dan bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak bergoncang dan tidak bergeser dari pengharapan injil seperti di
*Kolose 1:23 (TB)*
Sebab itu kamu harus bertekun dalam iman,
tetap teguh dan tidak bergoncang, dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil, yang telah kamu dengar dan yang telah dikabarkan di seluruh alam di bawah langit,
dan yang aku ini,
Paulus,
telah menjadi pelayannya.
Sehingga hidup kita boleh berkenan di hadiratNya dan dimampukan untuk bersaksi mengatakan bahwa hidup ini milik Bapa untuk kemuliaan namaNya saja seperti di
*Mazmur 146 : 1 -2 Haleluya!
Pujilah Tuhan,hai jiwaku!
Aku hendak memuliakan Tuhan selama aku hidup,
dan bermazmur bagi Allahku selagi aku ada.*
KiraNya renungan ini boleh menjadi berkat bagi kita semua.
Haleluya..Amin!
Matur nuwun, Gusti Yesus
*PD Betlehem Surabaya*
Ninis Atmodjo
_Shalom Aleichem b’Shem Yeshua Ha Machiah_
Topik regi hari ini adalah:
*Mengucap Syukur*
_“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur..”_ *
(Filipi. 4: 6).*
Manusia banyak yang berpendapat bahwa hidup ini adalah sesuatu yang penuh dengan ketidakpastian, bahkan sesuatu yang dianggap pastipun hanyalah sebuah ketidakpastian. Namun, kita beriman bahwa: _“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”_ *(Roma. 8: 28).*
Dengan demikian ketidakpastian itu bagi kita *pasti mendatangkan kebaikan!* Bahkan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun, Ayub memberi contoh menjawab: _"Masakan kita hanya mau menerima apa yang baik dari Allah,
sedangkan yang tidak baik kita tolak?"_ *(Ayub 2: 10b).*
Ayub yakin bahwa kondisi seperti saat itu diperkenan Allah bukan dengan maksud yang tidak baik, sehingga dia tetap setia dan akhirnya segala sesuatunya dilipatgandakan Allah.
Dalam keadaan seberat apapun, dipersyaratkan agar kita tidak kuatir, sebaliknya dikehendaki untuk berdoa dan memohon *disertai ucapan syukur*. Ucapan syukur menjadi *kunci keberhasilan doa*, karena pada ucapan syukurlah terdapat unsur *kerendahan hati*, *loyalitas*, *rasa hormat*, dan *penghargaan yang tinggi* terhadap Allah kita. Sehingga Allah berkenan atas doa yang didasari hal-hal seperti itu.
Marilah kita dengan tekun *terus belajar untuk mengucap syukur dalam segala hal*, karena bersungut-sungut hanyalah mendatangkan hukuman: _“Hai saudara-saudara, janganlah bersungut-sungut seorang terhadap yang lain, supaya kamu jangan dihukum.
Lihatlah,
Hakim telah berdiri di depan pintu!”_ *(Yakobus. 5: 9 - MILT).*
Selamat beraktivitas *diiringi doa dengan penuh rasa syukur* apapun yang terjadi dalam diri kita! Agar *damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. (Filipi 4: 7).* *Haleluya!*
*PD Autopia Malang*
*GunawanWibisono*