Ibadah Patunggilan Ibu-ibu
6 Agustus 2010
DIPANGGIL
UNTUK
MEMBERI DIRI
1 SAMUEL 3 : 1 –
10
Ibu-ibu yang
terkasih
Judul renungan
pada ibadah Penutupan Pekan Kebangunan Wanita
sore ini
adalah DIPANGGIL UNTUK MEMBERI DIRI
Firman TUHAN
yang kita baca tadi
menceritakan
tentang panggilan ALLAH
kepada Samuel
Sebelum kita renungkan lebih lanjut
ada satu
pertanyaan :
Apa yang menyebabkan kita
tidak tanggap ketika dipanggil ?
Ibu-ibu yang
terkasih
Dari pertanyaan itu
saya percaya
pasti ada jawaban tersendiri
bagi ibu-ibu
semuanya
Tentu jawaban
tidak harus
sama
Apa yang menyebabkan kita
tidak tanggap
ketika dipanggil ?
Salah satu jawabannya adalah
Salah satu jawabannya adalah
karena kita
tidak mendengar
panggilan itu;
Tidak mendengar panggilan itu
tentu
juga disebabkan oleh beberapa hal,
mengapa ?
Antara lain
karena telinga kita tuli
sehingga tidak mendengar panggilan ,
atau
karena suara panggilan itu pelan
yang menyebabkan kita tidak mendengar;
Bisa juga
karena suara di
sekitar kita gaduh-
ramai
sehingga suara panggilan
dikalahkan oleh
kebisingan situasi
di sekitar kita
Paling tidak
hal-hal itulah
yang membuat suatu panggilan
tidak dapat di dengar
Karena tidak didengar
maka tidak ada tanggapan
Ada kemungkinan lain
mengapa panggilannya
sengaja tidak
kita tanggapi
dan sebagainya
yaitu karena yang memanggil
tidak kita kenal
Ibu-ibu yang
terkasih
Namun yang dialami Samuel
adalah sesuatu yang berbeda
Ketika ALLAH memanggil Samuel.
“Samuel …
Samuel !”
Samuel mendengar panggilan
yang ditujukan pada dirinya
Samuel meresponnya-
Samuel menanggapinya
tetapi responnya salah
Samuel mengira
bahwa suara
yang yang
didengar memanggilnya
adalah suara
Imam Eli
Hal ini bisa dipahami
karena Samuel
belum pernah mendengar suara TUHAN
Samuel
tidak mengenal
suara TUHAN
karena memang dia belum pernah berkomunikasi
secara langsung dengan TUHAN
Dia baru tahu
bahwa itu suara TUHAN
setelah Imam
Eli memberitahukan kepadanya
Samuel
memang belum
mengenal suara TUHAN
tetapi kecintaannya kepada TUHAN
telah membuat
dia
bisa mendengar
panggilan TUHAN
dan dapat meresponnya
Sehingga tanpa ragu lagi Samuel menjawab :
“Berbicaralah, sebab hambaMU ini mendengar”
Ibu-ibu yang
terkasih
Kesediaan untuk mendengar
adalah langkah awal
untuk berkomunikasi dengan seseorang
Begitu juga dalam kehidupan kita
Kita bisa berkomunikasi dengan seseorang;
Langkah awalnya,
kita harus bersedia mendengar suara orang tersebut.
Barulah kita mulai berkomunikasi
Tanpa kita mau mendengar
tidak mungkin
kita bisa berkomunikasi
Kesediaan Samuel
untuk mendengar apa saja
yang TUHAN Firmankan.
Ini ikut menentukan
perjalanan
sejarah bangsa Israel selanjutnya
Kita ingat Samuel
adalah salah
seorang nabi besar
Ibu-ibu yang
terkasih
Bagaimana dengan kehidupan kita sekarang ini.
Apakah kita selama ini
sudah
menanggapi panggilan TUHAN ?
Kalau sudah,
puji TUHAN
Marilah kita laksanakan panggilan
dengan sungguh-sungguh
dan
dengan penuh
penyerahan diri
kepada TUHAN
Tetapi kalau belum.
Apa yang menjadi masalahnya ?
Apakah kita
tidak mendengar panggilanNYA ?
Kalau itu yang terjadi,
marilah mengoreksi diri kita
masing-masing
Adakah telinga rohani kita tuli ?
Ataukah suara TUHAN telah dikalahkan
Dan
telah teredam oleh
kebisingan,
kesibukan,
dan
mungkin oleh masalah-masalah
yang ada dalam
kehidupan kita
masing-masing
yang menjadi penyebab suara TUHAN
tidak terdengar
Ibu-ibu yang
terkasih
Sebagaimana manusia,
kita sebagai ibu-ibu
memang ada dan mungkin banyak
memiliki kesibukan-kesibukan
dan bahkan mengalami
banyak masalah yang sedang terjadi
di dalam kehidupan kita
Bahkan
kita sebagai manusia
tentu juga
mengalami sesuatu masalah-
kesulitan-kesulitan
Baik itu masalah kecil,
Besar
bahkan masalah
yang sangat besar
dimana
seakan-akan
kita tidak bisa
menerimanya
dan kita tidak sanggup menanggungnya
Misal :
Masalah ekonomi keluarga;
Adanya ketidak cocokan pendapat
dengan suami, isteri, anak ataupun sesama
yang telah
menjadikan satu masalah timbul;
Masalah mendidik anak yang beranjak remaja;
Masalah sakit yang selalu dirundung
kesakitan demi kesakitan
dan
masih banyak
lagi permasalahan
yang pernah atau sedang kita alami
Ibu-ibu yang
terkasih
Bila kita menghadapi masalah
yang ringan
ataupun berat
Bagaimana cara kita
untuk menghadapi
atau menyelesaikannya ?
Saya percaya
bahwa Ibu-ibu
semuanya
memiliki jawaban terbaik dan benar
Yaitu segera datang kepada TUHAN YESUS
Dan
segera memohon
pertolongan…
seperti Ibu Hana (Ibunya Samuel)
juga datang
kepada TUHAN
Tetapi
mengapa kita
dengan
tidak mudah atau sangat sulit sekali
untuk
mau datang
dengan
sungguh-sungguh kepada TUHAN
Itikad
dan sikap perbuatan baik
sulit
kita tempuh bersama TUHAN
dan
terkadang
kita mencari jalan lain
yaitu
jalan di luar TUHAN YESUS
Sehingga
kita
sering
mengatakan dan merasakan :
Walaupun
saya sudah berdoa berkali-kali
tetapi
TUHAN
belum
memberi pertolongan
Kita
sering bersikeras memohon jawaban
agar
ada yang berubah;
Dahulu
putus asa
sekarang
putus asa;
Dahulu
kekurangan
sekarang
masih kekurangan,
selalu ada kesulitan dan kekecewaan
yang
belum terselesaikan
Semua
ini
adalah
kekurangan atau kesalahan kita
sebagai
manusia
Kita
sering bersikeras memohon
dan
bahkan
memaksa kepada TUHAN
agar
cepat memberi pertolongan
Sangat
mungkin
kita
sering kali
kita
hanya meminta,
memohon
tetapi tidak pernah memperhatikan panggilan
TUHAN
bahkan
kita
lupa
untuk
melaksanakan
perintah Firman TUHAN
Sebenarnya
TUHAN
menghendaki kepada umat
untuk melakukan segala sesuatunya
dengan sabar,
dengan penuh percaya
dan
dengan
sungguh-sungguh
Ibu-ibu yang terkasih
Marilah
kita intropeksi diri
Apakah
diri kita masing-masing
sudah
mendengar,
sudah
menanggapi
serta
sudah
melaksanakan panggilan TUHAN ?
Karena
saat inilah
saatnya
untuk datang
memberikan diri
dan
menyediakan
diri
kepada
TUHAN
Saat
ini
mungkin
kita juga tidak mendengar
suara
TUHAN secara langsung
tetapi
FIRMAN yang tertulis
di
dalam Alkitab;
Firman
yang kita renungkan bersama
secara jelas
langsung
berbicara kepada kita;
Apakah
kita tidak mendengarkan suara TUHAN ?
Masalah
sesungguhnya :
Apakah
kita bersedia mendengar dan bersedia merespon.
Sekali
lagi
apakah kita bersedia memberikan diri
bagi TUHAN
seperti
halnya Samuel ?
Rasul
Paulus
di dalam
1 KORINTUS 6 : 19 – 20
mengingatkan
dan menegaskan
bahwa
tubuh kita
adalah
bait ROH KUDUS
oleh
karena itu,
ALLAH ingin berkarya
di
dalam dunia ini
melalui
keberadaan kita.
Kita sudah menjadi miliknya
karena
kita
telah
dibayar lunas
dengan harga yang ditentukan
oleh ALLAH sendiri
Sebagai
milik ALLAH
tidak ada alasan lagi bagi kita
untuk
tidak segera mendengar
dan
tidak
segera merespon panggilanNYA
Memang
diantara kita
masih ada yang kurang menyadari
bahkan
ada yang tidak mau mengaku
bahwa
hidup kita
adalah
milik TUHAN
Kita
tetap merasa
bahwa
hidup ini
adalah milik kita sendiri,
tubuh
ini adalah milik kita sendiri
….
‘’Wong
anak-anakku dhewe/
tanganku
dhewe/
sakit-sakitku
dhewe/
Bah
aku nglakoni ngono-
bah
nglakoni ngene/
terserah
aku dhewe’’
(anak-anak,
tangan, sakit penyakitku
adalah milikku sendiri;
Biar
aku hidup seperti apa, terserah aku)
Kita
memang memiliki kebebasan
Kita
memang diberi kebebasan
untuk
manata dan memaknai hidup ini.
Tetapi
kebebasan seperti apa ?
Rasul
Paulus tegaskan
di dalam 1 KORINTUS 6 : 12 – 13
sebagaimana seorang yang telah dimerdekakan
oleh darah KRISTUS
dan
kita
memang telah dibebaskan
dari
berbagai ikatan
Namun
Paulus mengingatkan
agar
kita tidak mengumbar kebebasan itu
untuk menuruti hawa nafsu
atau
membuat
diri kita
kembali
kepada perhambaan dosa.
Hendaknya
kita
mau menyerahkan hidup
bagi TUHAN
Sebagaimana
TUHAN YESUS telah memanggil para murid
untuk
menjadi rekan sekerjaNYA
Panggilan
TUHAN YESUS
kepada kita
adalah
suara TUHAN YESUS secara lisan
memang
tidak sejelas panggilanNYA
seperti
terjadi kepada Samuel;
Tetapi
itu pasti- dan jelas
TUHAN
YESUS memanggil kita semua
di dalam panggilanNYA yang kudus
Kita
diciptakan dan dilahirkan
dengan keunikan serta telenta bermacam-macam
Mari
kita kembangkan
dan
kita
berlakukan dengan benar
Apabila
talenta dan kebisaan yang kita miliki
kita pendam,
kita
pergunakan untuk diri sendiri
Ada
guyonan-
ada perkataan lucu
jika kita pikir secara serius :
‘Lek
duwekmu ya duwekku
lha
lek duwekku ya duwekku dhewe
(Kalau
milikmu adalah milikku
dan milikku adalah milikku sendiri)
Ini
salah;
Inilah yang menjadi alasan sebab
Mengapa
TUHAN
mengambil
kembali kemampuan-
kebisaan
dari kita
dan
kita benar-benar kehilangan talenta pemberianNYA
akhirnya
kita tidak bisa apa-apa
ALLAH
memiliki tujuan
di
dalam memberikan talenta dan kebisaan
kepada
kita;
TUHAN
ingin menyempurnakannya
ketika kita pergunakan
dan
kita
kembangkan
di
dalam kehidupan ini
TUHAN
ALLAH
berusaha
membuat diri kita tersadar
untuk
dapat menerima panggilan dan penugasan.
Panggilan
bisa sama
tetapi tugas berbeda
Hanya
dengan cara
memelihara
hubungan dan komunikasi
yang
benar dan secara terus menerus
dengan
ALLAH;
Kita
akan dapat dibuat menjadi semakin peka
dan
semakin mengenal suara panggilanNYA
dan
mendengar
panggilanNYA
Ketika
kita sungguh-sungguh
mau
merespon panggilanNYA
Seperti
Samuel;
Kita
akan dikaryakan-
kita
akan dipakai
untuk mewujud nyatakan karyaNYA
di tengah lingkungan kita
berada
Ibu-ibu yang terkasih
Masih
ada waktu
dan masih banyak kesempatan
untuk
mengenal suara TUHAN
dan
mendengar panggilan TUHAN
Mari
kita usahakan
senyampang belum terlambat
Caranya
dengan memohon pertolongan ROH KUDUS
kiranya
itu semua
boleh
terjadi atas hidup kita
TUHAN
memberkati
AMIN