Kamis, 10 Juli 2014

MALU BERTANYA SESAT DI GANG BUNTU


Rancangan Ibadah Keluarga : 
Kamis, 10 Juli 2014



MALU BERTANYA 
SESAT 
DI GANG BUNTU  
           
 ( KELUARAN 3 : 13 – 20 )






13. Lalu Musa berkata kepada ALLAH :”Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka : ALLAH nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku : Bagaimana tentang namaNYA ?.- Apakah yang harus kujawab kepada mereka ?”

Bapak Ibu Saudara yang terkasih …. Di dalam pergaulan hidup kita sehari-hari ada peribahasa :  Bagi siapa yang malu bertanya pasti akan sesat di jalan. Peribahasa ini jelas menggambarkan betapa eratnya dan pentingnya untuk menjalin hubungan seorang dengan orang lain. Hubungan seorang dengan orang lain itu dapat dicontohkan terjadi pada diri kita yang sedang menjalin hubungan ‘cinta kasih’ pergaulan dengan setiap orang yang seiman ataupun tidak seiman. Pastilah setiap orang termasuk diri kita mempunyai arahan dan tujuan hidup yang ingin dicapai. Setiap orang saat ini (setiap hari ) sedang mengarungi atau menjalani kehidupan masing-masing. Dan apa yang dijalaninya tentu tidaklah selalu lurus dan mulus. Tentu ada hambatan-hambatan, tantangan-tantangan dan beraneka permasalahan yang akan menimbulkan bermacam-macam pertanyaan di dalam diri seseorang. Memang perlu ada kesempatan bersoal jawab ( bertanya dan menjawab ).

Bapak Ibu Saudara yang terkasih …. Tujuan orang bertanya adalah ingin mengetahui dan mendapatkan jalan keluar dengan berbagai penjelasan yang sejelas-jelasnya. Dan tidak jarang orang yang bertanya terus memunculkan berbagai-bagai pertanyaan lainnya terkait dengan masalah yang sedang dihadapi. Orang yang bertanya ‘tidak ingin sesat dijalan’ demikian peribahasa dan kenyataannya.

Bapak Ibu Saudara yang terkasih …. Sebagian besar dari kita masing-masing di waktu yang lampau pernah bertanya. Bertanya kepada satu, dua bahkan kepada beberapa orang tentang permasalahan kita. Atau kemungkinan besar kita juga seperti halnya Nabi Musa yang didatangi satu, dua atau beberapa orang penyanya; Sebab diri kita dianggap tahu dan mengerti tentang permasalahan atau pertanyaan yang diajukan.
Seorang penanya telah berusaha agar tidak tersesat, sedangkan seseorang yang ditanya (seseorang yang dianggap lebih tahu ) seperti halnya Nabi Musa juga berusaha sekuat tenaga mencari tahu lebih banyak tentang persoalan-persoalan yang terkait dan berbagai pertanyaan lanjutan yang kemungkinan akan ditanyakan pula.

Bapak Ibu Saudara yang terkasih …. Seandainya kita ditanya orang tentang alamat di wilayah Suwaru ini (Kita segera bisa menjawab) tetapi kadangkala, ketika kita ditanya lebih detail lagi tentang hal tesebut. Apabila kita tidak tahu bagaimana seharusnya menjawab secara rinci atas pertanyaan orang tadi maka seringkali kita mencari orang Suwaru lainnya untuk membantu menjawab dan memecahkan e hubungan pergaulan Umat Israel dengan Musa dan ataupun dengan ALLAH (YAHWE). Bagaimana sikap Nabi Musa ketika sudah ditanya atau akan ditanya lebih lanjut oleh Umat Israel : 1. Tentang posisinya sebagai Nabi utusan ALLAH. 2. Tentang siapa ALLAH yang mengutus. 3. Tentang nama ALLAH nenek moyang ( Abraham, Ishak, Yakub ).

Bapak Ibu Saudara yang terkasih …. Musa segera lari (datang mendekat menemui) ALLAHnya untuk bertanya lebih detail tentang berbagai permasalahan di atas. Musa dapat mendapatkan jawaban seluas-luasnya sesuai dengan kebenaran yang dikehendaki oleh ALLAH maupun yang diinginkan oleh Umat Israel.
Bagi Musa sendiri (seperti halnya Umat Israel) atas permasalahan yang dihadapi dan atas jawaban dari ALLAH itu sungguh-sungguh dapat menguatkan iman kepercayaannya dan menegaskan bahwa dirinya (Musa) memang dipilih untuk memimpin dan menuntun Umat Israel dari negeri Mesir (Negeri Perbudakan) ke negeri Kanaan (Negeri Perjanjian) dengan diberi karunia kuasa dari ALLAH.
Bagi Musa dan Umat Israel tidak perlu takut menghadapi Firaun (Penguasa Mesir) dan tidak perlu takut disepanjang perjalanan (Padang gurun). Masalah meminta ijin kepada Firaun dan masalah-masalah makanan-minuman dan masalah-masalah lainnya di siang dan malam hari dalam hari-hari, dan dari bulan ke bulan bahkan dari tahun ke tahun. Musa dan Umat Israel tidak perlu kuatir dan takut. Umat Israel dan Nabi Musa harus memahami bahwa ALLAHnya adalah ALLAH yang setia. Dan ALLAH yang menuntut kesetiaan dari Umat Israel dn Musa.
Bagi Musa dan Umat Israel demikian pula para tua-tua Israel dituntut oleh ALLAH melakukan persembahan korban sebelum berangkat meninggalkan Mesir dan selama diperjalanan. ALLAH menjadi pusat pemujaan dan pusat segala-galanya di dalam kehidupan mereka (Ayat 18d : ijinkanlah kiranya kami pergi ke padang gurun 3 hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, ALLAH kami)

Bapak Ibu Saudara yang terkasih …. Demikian sekiranya setiap ada permasalahan yang timbul di dalam hidup kita, Kita berusaha bertanya dan mencari tahu atas jawabannya kepada siapapun orang yang kita anggap memiliki pengetahuan dan kemampuan, terlebih kita harus bertanya kepada TUHAN YESUS- ALLAH yang memiliki kuasa. Mari kita tetap bersetia kepada TUHAN YESUS sambil menantikan jawaban-jawaban atas permasalahan dan doa kita. TUHAN YESUS memberkati







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jadikan dan berikan komentar anda sebagai refleksi diri bukannya mengomentari kejelekan dan kekurangan kami